Bojonegoro (Antara Jatim) - Menjajakan kuliner kue dengan rasa yang enak sudah menjadi kewajiban, bahkan tidak hanya itu membuat bentuk kue yang cantik nan aduhai menjadi tantangan bagi pembuatnya.

Ide itulah yang menginspirasi Erni Indah Lestari (48) warga Kelurahan Klangon, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mencoba mengembangkan kue bolu dengan motif berbagai aneka batik tidak terkecuali batik "Jonegoroan".

"Saya mencoba mengembangkan kue bolu motif berbagai aneka batik baru tiga bulan lalu," katanya di kediamannya.

Oleh karena masih baru, lanjut dia, pemesan kue bolu kukus dengan motif berbagai aneka batik itu, masih sebatas kenalan.

Bahkan, lanjut dia, kenalannya yang memesan kue bolu batik kalau dimanfaatkan untuk jajanan kenduri ditolak dengan alasan kue bolu batik kurang cocok.

"Cocoknya kue bolu batik ini untuk hantaran atau hadiah diberikan kepada orang lain, ketika berkunjung atau keperluan lainnya," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan  bisa membuat kue bolu dengan motif batik dengan mempelajari gambar kue bolu motif batik yang ditemukan di google dan di youtube.

Di google produksi kue bolu dengan motif berbagai aneka batik di Tanah Air cukup banyak, tapi kue bolu motif batik "Jonegoroan" belum ada.

Ia mengaku sudah mampu membuat kue bolu batik berbagai motif dari Tanah Air, antara lain, batik Yogyakarta, Solo, antara lain, jenis parang rusak, juga lainnya.

Selain itu, lanjut dia, juga "batik" motif Jumput yang juga berkembang di Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro.

"Motif batik Jonegoroan yang sudah bisa saya jadikan kue bolu baru jenis daun jati dan biji jagung,  lainnya masih saya pelajari sebab tergolong rumit dibandingkan motif batik yang ada di Tanah Air," jelas dia.

Namun, ia optimistis mampu membuat kue bolu batik "Jonegoroan" untuk semua motif kalau sudah ketemu pola melukisnya.

Cara pembuatannya, katanya, untuk kue bolu resepnya sama dengan kue bolu pada umumnya, hanya saja untuk memberi motif batik dibutuhkan ketelitian karena harus menggambar satu persatu motif batik itu.

"Soal rasa kue bolu saya ya tidak mau kalah yang ada di toko. Sebuah kue bolu motif batik untuk mengambarnya membutuhkan waktu sekitar 2 jam," ucap Erni yang pernah menjalani pendidikan Tata Boga di Surabaya itu.

Selain motif batik, ia juga membuat kue bolu dengan berbagai motif lainnya, antara lain, motif pelanggi. "Saya menjual kue bolu motif batik Rp35.000 per bolu. Harga itu tergolong murah dibandingkan bolu motif batik di kota besar yang harganya bisa mencapai Rp75.000 per bolu," kata dia yang masih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Perhubungan Pemkab Bojonegoro itu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid menyambut baik gagasan mengembangkan kue bolu dengan motif batik "Jonegoroan".

Adanya kue bolu batik itu, lanjut dia, biasa menambah daftar kuliner khas daerahnya yang bisa menjadi andalan menjadi cinderamata bagi wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan manca negara (wisman) yang datang mengunjungi objek wisata.

"Cukup membuat kue bolu batik "Jonegoroan" tidak motif saja sudah bisa menambah daftar kuliner khas Bojonegoro," ucapnya.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Bojonegoro Moch. Subechi mendukung bolu batik "Jonegoroan" diajadikan salah satu kuliner khas daerahnya untuk menjadi cinderamata dalam acara-acara tertentu di pemkab.

"Kue bolu motif batik "Jonegoroan" cocok untuk bingkisan tamu pemkab," tandasnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016