Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin meningkatkan usahanya sekaligus mampu memenuhi kebutuhan suvenir di Pulau Bali.

"Industri UMKM di Jatim sekarang ikut membantu kebutuhan suvenir yang diperdagangkan di sejumlah lokasi wisata di Bali," ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur I Made Sukartha kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, saat ini industri UMKM di Bali hanya mencukupi kebutuhan separoh dari tingkat penjualan suvenir sehingga memerlukan bantuan dari UMKM-UMKM di Jatim.

Hal ini, kata dia, tidak lepas dari beralihnya banyak pekerja di Bali yang semula bergerak di sektor UMKM ke pemandu wisata maupun pemberi informasi untuk turis.

"Tidak sedikit orang Bali sekarang sudah malas bekerja di sektor UMKM karena lebih tertarik untuk jadi 'guide' turis yang honornya menggiurkan daripada kerja kasaran membuat suvenir," ucapnya.

Sebagai orang asli Bali, lanjut dia, ia mengaku telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Bali untuk menampung produk UMKM dari Jawa Timur.

"Semisal di Kediri, ada pelaku UMKM yang khusus menyuplai batik Bali dengan permintaan semakin meningkat karena kurang, sementara kebutuhan yang juga bertambah," katanya.

Di sisi lain, mantan Kepala Biro Perekonomian Jatim itu menyampaikan bahwa sumbangan produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor UMKM sampai sekarang masih menguasai 54,98 persen atau dengan jumlah total mencapai Rp900 triliun.

Dengan demikian diharapkan Sumbangan yang sangat besar tersebut mampu menyelamatkan perekonomian di tengah keterpurukan.

Sementara itu, dari catatan yang ada, jumlah UMKM di Jawa Timur saat ini mencapai 6,81 juta dengan porsi usaha mikro mencapai 6,50 juta, sementara untuk sektor kecil sebanyak 250 ribu dan usaha menengah sebanyak 50 ribu. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016