Trenggalek (Antara Jatim) - Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur saat ini mengalami kelebihan kapasitas (overload) dibanding batas daya tampung yang dimiliki akibat meningkatnya jumlah kapal tangkap ikan yang sandar di pelabuhan tersebut.
    
"Kolam labuh yang tersedia sudah tidak memadai, sudah penuh sesak kapal," kata Wakil Ketua Paguyuban Nelayan Prigi, Bambang Supiyat di Trenggalek, Senin.
    
Di kolam labuh utama untuk kapal porsen (purse seine) yang berlokasi persis di depan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, posisi parkir kapal terlihat menumpuk dan berlapis.
    
Menurut perkiraan Bambang, daya tampung ideal kolam labuh utama itu hanya sekitar 60 kapal jenis porsen sehingga aktivitas lego jangkar maupun bongkar muat hasil tangkapan ikan leluasa.
    
Namun kenyataannya, kata Bambang, saat ini jumlah kapal porsen yang masuk kolam labuh utama mencapai 116 unit dengan panjang rata-rata 15-20 meter dan lebar sekitar 3-4 meter.
    
"Hampir dua kali lipatnya. Kami sudah usulkan berkali-kali agar kolam labuh diperluas lagi untuk mengatasi over-kapasitas yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir," katanya.
    
Di sisi timur kolam labuh utama, tutur Bambang, sebenarnya ada kolam labuh lain berukuran sedang untuk tambat atau lego jangkar kapal berukuran kecil jenis kapal pancing kapasitas 3-5 ABK (anak buah kapal).
    
"Itupun sudah penuh dengan jumlah kapal pancing saat ini mencapai sekitar 700-an. Solusinya di kolam labuh utama untuk jenis porsen ini harus diperluas ke arah lepas pantai sehingga aktivitas tambat/lego jangkar bisa dipisah dengan aktivitas bongkar-muat ikan," ujarnya.
    
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak mengatakan, "design engineering" atau perencanaan desain teknik perluasan kolam labuh di PPN Prigi sebenarnya sudah dilakukan tim teknis kementrian terkait sejak tiga tahun lalu, dan dilanjutkan sekitar sebulan lalu.
    
Namun realisasi pengembangan pelabuhan di PPN Prigi saat ini mentok karena pihak Kementrian Kelautan dan Perikanan menyatakan pembangunan Pelabuhan Prigi bukan kewenangan mereka, kata Emil.
 
"Masalah ini yang sekarang coba kami koordinasikan dengan Kementrian Koordinator Maritim yang saat ini dipimpin oleh Bapak Luhut Binsar Panjaitan untuk bagaimana kelanjutan rencana pembangunan (pengembangan) kolam labuh di (PPN) Prigi ini," katanya saat dikonfirmasi wartawan.

Emil berharap, kendala teknis di tingkat kementrian terkait rencana tindak lanjut pembangunan Pelabuhan Prigi bisa segera ada solusi karena pelabuhan-pelabuhan lain yang dikelola di bawah Pemprov Jatim justru sudah lebih baik dibanding PPN Prigi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

"Kapal-kapal besar yang memiliki daya jelajah jauh dan bisa melakukan penangkapan ikan lebih banyak hanya bisa berlabuh di Teluk Prigi. Sayang jika fasilitas kolam labuhnya tidak memadai," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016