Lumajang (Antara Jatim) - Bupati Lumajang Malik As'at mengatakan komoditas pisang mas kirana dari Kecamatan Senduro dan salak dari Kecamatan Pronojiwo merupakan produk unggulan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kedua komoditas tersebut sudah mendapat sertifikat, bahkan pisang mas kirana sudah diekspor ke pasar internasional," kata Bupati As'at di Lumajang, Senin.
Pisang mas kirana tersebut ditetapkan sebagai komoditas unggulan oleh Pemkab Lumajang berdasarkan keputusan Bupati Lumajang Nomor 188.45/408/427.12/2006. Bahkan, Menteri Pertanian melalui surat keputusannya Nomor 516/KPTS/SR/.120/12/2005, menyebut pisang itu sebagai varietas unggulan.
"Sebenarnya banyak varietas pisang yang dikembangkan oleh masyarakat Lumajang, bahkan tanaman pisang itu tidak hanya ditanam di kebun, namun di pekarangan rumah warga, sehingga kami belum bisa mencatat berapa luas tanaman pisang di Lumajang," tuturnya.
Buah pisang mas kirana juga sudah merambah dunia internasional setelah mendapatkan sertifikat Global GAP (Good Agriculture Praktice) dari Lembaga Control Union, Belanda, pada Maret 2013.
Pada akhir 2014, Badan sertifikasi internasional yakni Control Union Certification (CUC) dari Srilangka juga sempat datang ke Lumajang untuk melakukan uji kelayakan terhadap salak Pronojiwo.
"Selain pisang mas kirana dan salak, Kabupaten Lumajang juga memiliki produk hortikultura unggulan lain yang justru dikenal masyarakat dari Kabupaten Probolinggo yakni apukat mentega yang dikembangkan oleh warga di Kecamatan Ranuyoso," tuturnya.
Bupati Lumajang tersebut sempat melakukan pemantauan terhadap buah apukat mentega kualitas super yang diberi label produk Probolinggo oleh para tengkulak di Kecamatan Ranuyoso, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
"Saya sudah memberikan arahan dan imbauan kepada petani apukat, agar memberi label produk apukat Lumajang, karena label yang ditempelkan para tengkulak tersebut merugikan Kabupaten Lumajang," katanya.
Petani alpukat di Kabupaten Lumajang tersebar di empat kecamatan yakni Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang dan Randuagung, namun sentra apukat mentega berada di Kecamatan Ranuyoso.
"Kami akan melakukan pendekatan persuasif kepada petani apukat, agar mereka menempel label produk lokal Lumajang pada buah apukat yang dijual tersebut, sehingga masyarakat luas bisa mengenal komoditas unggulan apukat di Lumajang," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016