Pasuruan (Antara Jatim) - Pimpinan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arafah, Nurul Huda, mengaku pasrah dan menerima sanksi apapun terkait permasalahan yang terjadi akibat gagalnya keberangkatan 14 calon haji melalui Filipina.

"Saya ridho dan ikhlas apapun sanksinya yang diberikan untuk KBIH ini, termasuk pencabutan izin," ujarnya ketika ditemui di kantor sekaligus kediamannya di Jalan Dr Sutomo, Sumbergedang, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis.

KBIH Arafah tersebut merupakan satu di antara sejumlah biro perjalanan haji yang menjadi pihak pemberangkatan jamaah calon haji asal Jatim, namun tertahan di Filipina karena paspornya bermasalah.

Gus Huda, sapaan akrabnya, juga meminta maaf karena permasalahan yang terjadi ini dan mengaku tidak memiliki niat untuk menipu para jamaah calon haji karena juga dijanjikan rekannya kemudahan pemberangkatan.

Terlebih, lanjut dia, saat ini istrinya yang bernama Nurul Mahmudah, juga menjadi satu dari 14 korban calon haji asal Jatim dan sekarang masih berurusan dengan pihak imigrasi Filipina.

"Saya tidak akan pernah berhenti meminta maaf kepada keluarga dan masyarakat. Saya tidak memiliki maksud tertentu," ucapnya.

Ia mengaku mendapat jalan dari rekannya bernama Andi asal Jambi, yang memiliki biro perjalanan di Jakarta, serta seorang syekh di Filipina.

"Tadi malam Andi masih bisa saya telepon, tapi sekarang sudah tidak aktif ponselnya," katanya sembari mencoba menghubungi Andi, namun tidak bisa.

Pada kesempatan sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Bupati Pasuruan M. Irsyad Yusuf bersama sejumlah keluarga korban mendatangi kantor KBIH Arafah.

Salah seorang keluarga korban, Saiful Anam, bahkan sempat melabrak Gus Huda karena keterlambatannya memberikan informasi kepada keluarga sehingga tidak bisa tenang mendengar kabar gagalnya keberangkatan ke Tanah Suci.

"Gus Huda, saya menghormati anda sebagai Gus dan tanpa meminta maaf sudah saya maafkan. Tapi saya menyesalkan kenapa kami tidak diberitahu sejak awal, bahkan tahunya dari televisi. Saya melihat ibu ditahan di imigrasi Filipina dan saya menangis," katanya.

Berdasarkan data diterima, dari 177 calon haji Indonesia yang bermasalah di Filipina, terdapat 14 calon haji asal Jatim yang gagal berangkat, masing-masing 12 asal Pasuruan dan dua orang lainnya asal Sidoarjo.

Rinciannya, asal Pasuruan yaitu Nurul Mahmudah (Pandaan), Sumiati Katiran Ali, Joni Faruk Matari, Maslikhah Mustakim Rakhmad, Sumiati Juari Samawi (Prigen), Satruki Sakiman Sulaiman, Urifah Wakidin Rasito, Satruki, Uripah (Rembang), Yono Noto Sumo, Kasudatin Delan Karjani, Nuriyah Wiji Seno (Purwosari).

Sedangkan, dua orang lainnya asal Sidoarjo adalah Atmaji Sutrisno Sulaiman dan Sukanti Supandi Atmaji. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016