Tulungagung (Antara Jatim) - Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memberi atensi khusus terhadap kelompok buruh migran asal Tulungagung dan Trenggalek sebagai sasaran program tax amnesti yang kini gencar mereka sosialisasikan.
    
"Memang ini agak susah ya. Katanya tidak ada (dana warga Tulungagung yang di luar negeri). Tapi faktanya devisa masuk dari sektor buruh migran setahun bisa mencapai Rp2 triliun," kata Kepala KPP Pratama Tulungagung I Ketut Jelantik di Tulungagung, Rabu.
    
Ia berharap, warga yang menjadi buruh migran dari Tulungagung maupun Trenggalek yang jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu TKI/TKW tersebut proaktif dalam mengungkap data kekayaan pribadinya, baik yang ada di rumah, tersimpan di bank maupun terinvestasikan di luar negeri.
    
"Sebenarnya kalau masa lalu mereka (buruh migran) dilaporkan, sebenarnya kesempatan tax amnesti inilah untuk memperbaiki," ujarnya.
    
Pasalnya, kata Ketut, data kekayaan buruh migran di luar negeri sejauh ini belum teridentifikasi.
    
Padahal menurut Ketut, tidak menutup kemungkinan ada banyak buruh migran asal Tulungagung dan Trenggalek yang dananya masih tersimpan di bank luar negeri atau diinvestasikan di negara mereka bekerja.
    
"Itu kalau TKI-nya sadar, seperti disampaikan bapak bupati (Syahri Mulyo), ingin membawa ke dalam negeri. Ditabung di dalam negeri atau diinvestasikan di dalam negeri kan bisa mendorong pertumbuhan," katanya.
    
Ketut menegaskan, kelompok TKI atau buruh migran menjadi sasaran program tax amnesti pajak.
    
Harapannya, kata dia, para buruh migran atau warga negara yang di luar negeri berbondong-bondong masuk membawa dana dan investasinya ke dalam negeri.
    
"Sebenarnya sosialisasi dan informasi ini (tax amnesti) secara masif sudah dilakukan melalui kedutaan-kedutaan RI di luar negeri. Bahkan membuka layanan di situ, di kedutaan," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016