Banyuwangi (Antara Jatim) - Manajer External Affair PT Bumi Suksesindo Bambang Wijonarko mengatakan lumpur yang menggenangi Pulau Merah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bukan karena pencemaran karena pihaknya belum melakukan aktivitas pertambangan emas.
"Yang terjadi di perairan Pulau Merah bukan pencemaran karena kami belum melakukan aktivitas pertambangan, namun karena faktor alamiah," katanya dalam surat elektronik yang diterima Antara di Banyuwangi, Minggu.
Menurut dia, secara alami, ketika turun hujan material ataupun lumpur yang berasal dari daerah hulu akan terbawa sampai ke hilir dan hal itulah yang terjadi di Pulau Merah yang kini tergenang banjir lumpur dan menjadi keruh.
"Berdasarkan data, curah hujan yang turun tiga minggu terakhir ini di daerah Pulau Merah rata-rata mencapai 200 milimeter dan jumlah itu melampaui kondisi normal yang mencapai kurang lebih 47 mm, sehingga terjadi sedimentasi di muara Pulau Merah," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengurangi lumpur di Pulau Merah tersebut dengan melakukan normalisasi sungai Katak dengan memasang "silt curtain", menyedot lumpur dan pengerukan lumpur sejak beberapa minggu ini yang merupakan komitmen perusahaan.
"Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, diminta ataupun tidak, PT BSI hadir untuk melakukan penanggulangan lumpur. Kami langsung bereaksi, tidak menunggu diminta siapapun. Kami pastikan bahwa normalisasi akan terus kami lakukan hingga benar-benar kembali seperti sedia kala," paparnya.
Ia menegaskan pihaknya ingin meluruskan bahwa saat ini PT BSI belum beroperasi menambang emas, namun perusahaan berkomitmen untuk turut membangun kawasan wisata dan tidak hanya Pulau Merah, juga wisata Pantai Mustika yang berada di Pancer.
Saat ditanya tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang sudah dilakukan, Bambang mengatakan PT BSI telah mematuhi Amdal dan kegiatan terkait hal tersebut sudah dilaporkan secara berkala kepada pemerintah.
"Kami selalu menaati aturan pemerintah, sepeti yang tertuang di Amdal kami yakni melakukan reklamasi di atas lahan-lahan yang ada dan membangun enam buah dam yang berfungsi untuk menahan erosi dan sampah agar tidak terbawa aliran sungai hingga ke muara," ujarnya.
Dam-dam itu, lanjutnya, juga berfungsi sebagai kontrol dan cadangan air, sehingga semua dam yang dibangun PT Bumi Suksesindo adalah tadah hujan.
Perairan Pantai Pulau Merah di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan kabupaten yang berjuluk "Sunrise of Java" tersebut digenangi oleh lumpur, sehingga air laut di perairan setempat menjadi keruh.
"Banjir lumpur tersebut karena aktivitas penambangan emas di kawasan Tumpang Pitu yang menyebabkan hutan di kawasan setempat gundul, sehingga air bercampur tanah langsung turun ke muara sungai saat hujan deras mengguyur di kawasan setempat," kata anggota Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pulau Merah Yogi Turnando.
Sementara itu, Pemkab Banyuwangi memberikan teguran tertulis kepada PT BSI selaku pemegang izin pertambangan emas di Bukit Tumpang Pitu terkait belum selesainya pembangunan enam dam yang disanggupi sesuai dengan dokumen lingkungan.
"Surat teguran tertulis sudah diterbitkan. Senin depan akan saya antar sendiri ke kantor mereka. Terus terang, hal ini memprihatinkan. BSI harus bertanggung jawab," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016