Kediri, (Antara Jatim) - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Jawa Timur menargetkan mendapatkan tiga emas dalam PON 2016 di Jawa Barat.

"Untuk atlet latihan setiap hari secara rutin, dan harapannya kami mendapatkan tiga medali emas di pacuan kuda ini," kata Ketua Divisi Pacu Pengprov Pordasi Jatim Marjuki Mustofa ditemui dalam kegiatan kejuaraan tingkat nasional Pacuan Kuda 2016 di GOR Jayabaya, Kediri, Jawa Timur, Sabtu.

Ia mengatakan, untuk persiapan pertandingan di PON 2016, saat ini atlet sedang mengikuti pemusatan latihan. Olahraga ini berpotensi untuk menyumbang emas dalam pertandingan itu.

Selain pemusatan latihan, Marjuki juga menambahkan para atlet pacuan kuda juga banyak yang mengikuti kompetisi baik tingkat lokal maupun nasional. Beberapa jadwal pertandingan sudah diterima menjelang PON 2016.

Untuk itu, pihaknya menyiapkan tim dan tidak semua tim diturunkan dalam kompetisi baik lokal maupun tingkat nasinal itu. Kompetisi itu diikuti, sekaligus guna memetakan kekuatan dari kontingen lainnya.

Sementara itu, dalam Pra-PON, Januari 2016, Jatim mendapatkan posisi kedua dengan perolehan dua emas, dua perak dan tiga perunggu. Sedangkan, Jabar di posisi atas, dengan mengumpulkan dua emas, empat perak dan dua perunggu. Dan, di posisi ke tiga, Jateng dengan perolehan dua emas.

Pada PON 2016, cabang olahraga pacuan kuda ini diselenggrakan di arena pacuan kuda Legok Jawa, Pangandaran Jabar, pada 15 Spetember sebagai babak penyisihan dan 28 September yang merupakan babak final. Dalam pertandingan itu memperebutkan lima medali yaitu kelas A Terbuka 2.200 meter, kelas B Terbuka 1.300 meter, kelas C 1.600 meter, kelas D 1.400 meter dan kelas E 1.200 meter, dan untuk nomor kuda equistrian memperebutkan 10 medali.

Ia pun mengatakan, animo komunitas kuda ini di masyarakat masih cukup baik. Salah satunya dilihat dari berbagai kompetisi yang diselenggarakan.

"Animo komunitas kuda mulai Jakarta sampai daerah tetap bagus, apalagi adanya kegiatan ini, jadi daerah itu banyak penggemar kuda. Petani pun bisa menjadikan nilai tambah bagi dia, yaitu belajar ternak dulu," ujarnya.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menginginkan agar olahraga pacuan kuda tetap dilestarikan, sebab mempunyai dampak yang positif di antaranya sarana olahraga serta edukasi bagi masyarakat.

"Di Kediri, dulunya banyak kuda yang dimanfaatkan sebagai alat transportasi, namun saat ini keberadaan hewan ini sudah mulai tersisih dengan berbagai peralatan mekanik. Jadi, sekarang perlu melestarikan kembali, jangan sampai adat itu hilang. Di Kediri, pacuan kuda juga jarang," kata Wali Kota.

Lebih lanjut, Wali Kota menambahkan adanya pacuan kuda bisa dimanfaatkan sebagai sarana olahraga maupun edukasi. Masyarakat tidak terlalu tergerus dengan berbagai kemajuan teknologi.

"Harapannya bisa memberikan warna di Kota Kediri. Banyak peserta datang, termasuk dari Sulawesi, Manado juga ada. Pacuan kuda bisa sebagai sarana edukasi bagi masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, dalam kegiatan pacuan kuda yang diselenggarakan di Kediri, diikuti 95 ekor kuda dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka ikut kompetisi pada 20-21 Agustus 2016. Selain digelar dalam rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan ke-71 RI, acara ini juga sekaligus rangkain Hari Jadi ke-1137 Kota Kediri.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016