Tulungagung (Antara Jatim) - Salah satu konstruksi tanggul Sungai Parit Raya yang berada persis di bawah jembatan penghubung jalur alternatif antardaerah di Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ambrol akibat debit air sungai yang meningkat pesat dampak banjir bandang di Trenggalek.
Sejumlah warga menuturkan, konstruksi tanggul yang baru selesai dibangun pada akhir 2015 tersebut jebol pada Rabu (17/8), hampir bersamaan dengan peristiwa banjir bandang yang merendam ribuan rumah di Trenggalek.
"Sebelumnya sudah jebol tapi belum parah. Kerusakan meluas dan separuh konstruksi tanggul akhirnya jebol saat debit air meningkat pesat kemarin," kata Amirudin, warga Desa Suwaru, Kecamatan Bandung.
Ambrolnya badan tanggul dengan lebar sekitar 40 meter dan tinggi 12 meter tersebut saat ini membuat warga khawatir.
Pasalnya, kerusakan terjadi di dekat fondasi kaki jembatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Bandung, Tulungagung dengan Kecamatan Watulimo di Trenggalek itu.
"Kalau tidak segera ditangani, kondisi tanggul bisa lebih buruk dan mengancam konstruksi jembatan," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengatakan telah meninjau langsung konstruksi tanggul yang jebol di dekat jembatan rangka baja di Kecamatan Bandung tersebut.
"Karena Sungai Parit Raya ini merupakan wewenang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, kami akan koordinasikan agar secepatnya dilakukan penanganan," kata Syahri.
Tidak sendirian, Syahri mengaku mengajak langsung jajaran BBWS untuk meninjau lokasi tanggul ambrol agar tidak memicu kerusakan leboh parah pada konstruksi jembatan," ujarnya.
Selain tanggul jebol, kata Syahri, sebuah jembatan di Desa Nglampir, Kecamatan Bandung ambruk.
Sebagai penanganan awal, warga setempat membangun jembatan darurat dari kayu agar akses lalu lintas kendaraan dan distribusi hasil pertanian warga tetap lancar.
"Sepertinya untuk Jembantan Nglampir bisa dibangun dengan APBD. Kami akan segera perintahkan SKPD terkait agar segera melaksanakan pembangunannya," kata Syahri.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Sejumlah warga menuturkan, konstruksi tanggul yang baru selesai dibangun pada akhir 2015 tersebut jebol pada Rabu (17/8), hampir bersamaan dengan peristiwa banjir bandang yang merendam ribuan rumah di Trenggalek.
"Sebelumnya sudah jebol tapi belum parah. Kerusakan meluas dan separuh konstruksi tanggul akhirnya jebol saat debit air meningkat pesat kemarin," kata Amirudin, warga Desa Suwaru, Kecamatan Bandung.
Ambrolnya badan tanggul dengan lebar sekitar 40 meter dan tinggi 12 meter tersebut saat ini membuat warga khawatir.
Pasalnya, kerusakan terjadi di dekat fondasi kaki jembatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Bandung, Tulungagung dengan Kecamatan Watulimo di Trenggalek itu.
"Kalau tidak segera ditangani, kondisi tanggul bisa lebih buruk dan mengancam konstruksi jembatan," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengatakan telah meninjau langsung konstruksi tanggul yang jebol di dekat jembatan rangka baja di Kecamatan Bandung tersebut.
"Karena Sungai Parit Raya ini merupakan wewenang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, kami akan koordinasikan agar secepatnya dilakukan penanganan," kata Syahri.
Tidak sendirian, Syahri mengaku mengajak langsung jajaran BBWS untuk meninjau lokasi tanggul ambrol agar tidak memicu kerusakan leboh parah pada konstruksi jembatan," ujarnya.
Selain tanggul jebol, kata Syahri, sebuah jembatan di Desa Nglampir, Kecamatan Bandung ambruk.
Sebagai penanganan awal, warga setempat membangun jembatan darurat dari kayu agar akses lalu lintas kendaraan dan distribusi hasil pertanian warga tetap lancar.
"Sepertinya untuk Jembantan Nglampir bisa dibangun dengan APBD. Kami akan segera perintahkan SKPD terkait agar segera melaksanakan pembangunannya," kata Syahri.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016