Surabaya (Antara Jatim) - Civitas akademika Universitas Surabaya (Ubaya) mengibarkan bendera merah putih di bawah air dengan kedalaman 5 meter denan memakai atribut punakawan di kolam renang BP2IP (Balai Pelatihan dan Pendidikan Ilmu Pelayaran) Surabaya, Senin.

"Tujuannnya adalah ingin suasana berbeda. Ubaya mencoba bersinergi dengan pemerintah yang akan memanfaatkan potensi di bidang kemaritiman, karena sebagaian besar wilayah Indonesia merupakan laut," kata Humas Ubaya Hayuning Purnama Dewi S.Sos.

Civitas akademika Ubaya yang terdiri dari dosen dan mahasiswa itu memakai jas almamater dan atribut punakawan seperti dalam pewayangan. Selain itu, mereka juga mengibarkan bendera Indonesia, bendera Ubaya dan membentangkan spanduk bertuliskan "NKRI Harga Mati".

Acara yang berlangsung 15 menit tersebut melibatkan tiga UKM, yakni UKM menwa (resimen mahasiswa), UKM Selam, dan UKM Renang. Menwa bertugas sebagai petugas upacara, sedangkan UKM Selam dan Renang bertugas untuk mengibarkan bendera di dalam air.

Menurut Pembimbing UKM Selam, Sutrisno, punakawan dimaksudkan sebagai simbol kesetiaan. "Kita tahu sendiri Punakawan yang terdiri dari Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng dalam dunia pewayangan terkenal akan loyalitasnya," katanya.

Dengan adanya punakawan, Sutrisno yang bertugas sebagai pemberi aba-aba atau kode dalam acara itu  berharap NKRI tak akan pernah pecah karena kesetiaan satu sama lain terhadap Bangsa Indonesia.

"Ada beberapa kode yang harus diperhatikan para pasukan, yakni satu pukulan ke tabung yang berarti bendera dikibarkan, dua pukulan yang berarti hormat, tiga pukulan untuk pengibaran bendera Ubaya, dan empat pukulan untuk pembentangan spanduk bertuliskan NKRI," katanya.

Untuk mempersiapkan acara tersebut, Sutrisno dan mahasiswa Ubaya telah berlatih selama tiga hari. Tak ada kendala yang berarti menurutnya, karena semua personel yang terlibat sudah mendapatkan sertifikat menyelam.

Sementara itu, pemeran Bagong yakni Dicky Kim Hartawan mengaku kesulitan saat acara berlangsung, karena dia harus memakai atribut dan "make up" lengkap layaknya bagong untuk masuk ke dalam air.

"Adanya make up membuat muka kaku. Celana saya juaga robek karena celana longgar membuat kesulitan bergerak di kolam," kata mahasiswa semester VIII jurusan Farmasi ini.

Namun walau mendapat kesulitan, ia mengaku  bangga bisa ikut terlibat dalam acara tersebut karena hal itu merupakan untuk pertama kalinya Ubaya menggelar perayaan kemerdekaan di bawah air.

Sementara itu, Tinsri sebagai satu-satunya wanita dalam prosesi itu menceritakan kesulitannya selama berada dalam air.

"Menyeimbangkan badan dalam air itu sangat susah, apalagi kita harus mengibarkan bendera yang jika dalam air menjadi sangat berat," ujar mahasiswa yang berperan sebagai Petruk itu. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016