Banyuwangi (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi menyiapkan inovasi lanjutan untuk mempertahankan angka nol atau zero kematian ibu dan anak, yakni dengan melibatkan penjual sayur keliling.
     
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat menjelaskan inovasi di Kecamatan Sempu itu melibatkan penjual sayur seabagai "pemburu" ibu hamil resiko tinggi yang terpilih menjadi inovasi terbaik bidang kesehatan dari Jaringan Informasi Pelayanan Publik  (JIPP) Pemprov Provinsi Jawa Timur.
     
"Program ini merupakan hasil dari dorongan inovasi di tiap-tiap unit layanan masyarakat yang ada, termasuk puskesmas. Kami mendorong tiap unit layanan membuat inovasi. Bila inovasi itu berhasil, tinggal diadopsi unit layanan lain," katanya.
     
Misalnya, kata dia, ada puskesmas yang membuat gerakan arisan jamban, ada yang fokus ke ibu hamil dan sebagainya. "Jadi kami tidak perlu studi banding ke luar daerah. Cukup unit-unit yang ada saling berinovasi. Berhasil di satu kecamatan, kami terapkan di kecamatan sebelahnya. Kalau gagal, kita tahu apa kelemahannya, sehingga jadi pelajaran bagi kecamatan lain," kata Anas.
     
Terkait Program Pemburu Ibu Hamil Risiko Tinggi (Bumilristi) yang digarap Puskesmas Sempu, Anas mengatakan bahwa hal itu telah diuji dan dipaparkan di depan tim JIPP.
     
Tim tesebut, katanya, terdiri dari Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) penggiat inovasi publik.
     
Selain itu, juga melibatkan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), yakni institusi pemerintah Jerman yang yang banyak mengawal program inovasi pelayanan publik di Indonesia.
     
Menurut Anas, inovasi Pemburu Bumilristi ini telah dipilih oleh JIPP menyisihkan 84 program inovasi dari seluruh daerah di Jawa Timur. "Dari 84 program yang diuji, kami masuk 10 besar. Setelah diuji lagi, akhirnya program tersebut lolos menjadi tiga besar, dan berhasil menjadi yang terbaik," katanya.
     
Semenara itu, Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi mengatakan Bumilristi yang digagasnya adalah gerakan menurunkan angka lematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah Puskesmas Sempu. Dalam program itu yang akan bertugas menjadi pemburu Bumilristi adalah tim gabungan.
     
"Uniknya, tim ini juga akan melibatkan tukang sayur keliling, selain tenaga medis dari Puskesmas Sempu," ujarnya.
     
Dalam melaksanakan program tersebut, kara Hadi, puskesmas menunjuk 10 penjual sayur untuk diberdayakan mencari ibu hamil yang berisko tinggi di wilayah mereka berjualan. Mereka dibekali smartphone yang bisa langsung mengirimkan informasi yang didapat di lapangan.
     
"Jika menemukan ibu hamil berisiko, mereka akan memotret dan mengirim identitas lengkap ke tim yang ada di puskesmas untuk selanjutnya kami tangani secara rutin. Khsusunya yang menjadi perhatian adalah ibu hamil dengan resiko tinggi. Penjual sayur kami libatkan karena mereka banyak berinteraksi dengan ibu-ibu di kampung-kampung. Kan mereka keliling, dan tiap pagi ketemu ibu-ibu. Ada obrolan di sana, nah dari situ dikumpulkan informasi yang akan dikirimkan ke pusat data kami di Puskesmas," ujar dia.  
     
Ibu hamil yang berisiko tinggi ini, katanya, adalah para ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun. Selain juga jarak kelahiran yang terlalu dekat, banyak anaknya, persalinan pertama operasi, memiliki riwayat hipertensi dan tinggi badannya kurang dari 150 cm.
     
Hasil laporan dari tim, akan ditindaklanjuti oleh tim medis puskesmas. "Mereka yang berisiko ini, akan kami sarankan dan bila perlu dirujuk melahirkan di rumah sakit. Ini untuk mengantisipasti kegawatdaruratan atas risiko tinggi tadi,” kata Hadi.
     
Dari informasi JIPP, katanya, program iturencananya juga akan diadopsi Pemprov Jatim untuk diduplikasikan ke seluruh wilayah Jatim.
     
Sebelumnya, kawasan Sempu termasuk mempunyai angka kematian ibu dan anak yang tinggi. Lalu pada 2014, diluncurkan program Sakina (Stop Angka Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Anak) dan hingga kini berhasil mencatat angka nol untuk kematian ibu dan anak.
     
"Program Pemburu Bumilristi yang baru ini merupakan upaya lanjutan untuk mempertahankan zero kematian ibu dan anak di wilayah kami. Program ini juga akan diadopsi puskesmas lain di Banyuwangi," kata Hadi.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016