Bojonegoro (Antara Jatim) - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menyatakan masih melakukan pembakaran gas "flare" sumur minyak Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak lebih 10 juta standar kaki kubik (MMSCFD) per hari karena masih uji coba peralatan.
"Pembakaran gas "flare" sumur minyak di lapangan Banyuurip Blok Cepu masih berjalan karena masih ada uji coba peralatan," kata Field Public and Goverment Affairs Manager" EMCL Rexy Mawardijaya, di Bojonegoro, Jumat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Soehadi Moelyono sebelumnya, meminta EMCL mengajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup karena izin pembakaran gas lapangan Banyuurip Blok Cepu, berakhir Juni.
"Kalau setelah itu masih ada pembakaran gas ya seharusnya EMCL mengajukan izin baru ke Kementerian Lingkungan Hidup," ucapnya.
Menjawab pertanyaan Rexy mengakui EMCL tidak mengajukan izin lagi kepada Kementerian Lingkungan Hidup karena proses pembakaran yang berlangsung tidak lebih dari 10 juta standar kaki kubik per hari.
"Ya karena pembakaran yang sekarang berlangsung tidak lebih 10 juta standar kaki kubik per hari. Izin yang terdahulu 50 juta standar kaki kubik per hari," katanya menjawab tidak adanya pengajuan izin baru.
Selain itu, lanjut dia, pembakaran gas yang berlangsung di dua lokasi di lapangan Banyuurip Blok Cepu, yang sekarang berjalan lambat laun akan berhenti.
"Sampai kapan berhentinya saya belum tahu," ucapnya.
Mengenai produksinya, ia menyebutkan produksi minyak lapangan Banyuurip masih stabil rata-rata sekitar 185 ribu barel per hari.
"Belum ada peningkatan produksi karena masih uji coba peralatan," ucapnya.
Bagian Operasi lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu Awang Lazuardi, sebelumnya, menyebutkan produksi minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu rata-rata berkisar 180 ribu-185 ribu barel per hari pada dua bulan terakhir.
Ketika awal produksi Januari 2016, kata dia, besarnya produksi minyak lapangan Banyuurip di Kecamatan Gayam hanya mencapai 135 ribu barel per hari.
"Tapi secara bertahap kemudian meningkat hingga sekarang ini bisa stabil berkisar 180 ribu-185 ribu barel per hari," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Pembakaran gas "flare" sumur minyak di lapangan Banyuurip Blok Cepu masih berjalan karena masih ada uji coba peralatan," kata Field Public and Goverment Affairs Manager" EMCL Rexy Mawardijaya, di Bojonegoro, Jumat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Soehadi Moelyono sebelumnya, meminta EMCL mengajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup karena izin pembakaran gas lapangan Banyuurip Blok Cepu, berakhir Juni.
"Kalau setelah itu masih ada pembakaran gas ya seharusnya EMCL mengajukan izin baru ke Kementerian Lingkungan Hidup," ucapnya.
Menjawab pertanyaan Rexy mengakui EMCL tidak mengajukan izin lagi kepada Kementerian Lingkungan Hidup karena proses pembakaran yang berlangsung tidak lebih dari 10 juta standar kaki kubik per hari.
"Ya karena pembakaran yang sekarang berlangsung tidak lebih 10 juta standar kaki kubik per hari. Izin yang terdahulu 50 juta standar kaki kubik per hari," katanya menjawab tidak adanya pengajuan izin baru.
Selain itu, lanjut dia, pembakaran gas yang berlangsung di dua lokasi di lapangan Banyuurip Blok Cepu, yang sekarang berjalan lambat laun akan berhenti.
"Sampai kapan berhentinya saya belum tahu," ucapnya.
Mengenai produksinya, ia menyebutkan produksi minyak lapangan Banyuurip masih stabil rata-rata sekitar 185 ribu barel per hari.
"Belum ada peningkatan produksi karena masih uji coba peralatan," ucapnya.
Bagian Operasi lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu Awang Lazuardi, sebelumnya, menyebutkan produksi minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu rata-rata berkisar 180 ribu-185 ribu barel per hari pada dua bulan terakhir.
Ketika awal produksi Januari 2016, kata dia, besarnya produksi minyak lapangan Banyuurip di Kecamatan Gayam hanya mencapai 135 ribu barel per hari.
"Tapi secara bertahap kemudian meningkat hingga sekarang ini bisa stabil berkisar 180 ribu-185 ribu barel per hari," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016