Jombang (Antara Jatim) - Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjajaki kerja sama dengan The King's College (TKC) dari New York, Amerika Serikat (AS), terkait studi tentang Islam di Indonesia.

"Untuk merealisasikan kerja sama itu, TKC telah mengirimkan dua guru besarnya ke Tebuireng pada akhir Juli lalu," kata pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid di Jombang, Kamis.

Keterangan pers yang diterima Antara menyebutkan bahwa TKC berencana  mengirimkan 4-5 mahasiswa untuk belajar tentang Islam di Tebuireng, lalu tahun berikutnya akan ada kunjungan balasan dari santri Tebuireng ke AS.

Guru besar studi agama dan teologi TKC-AS Robert Dwight Carle mengaku dirinya baru mengajarkan Islam kepada mahasiswa TKC setelah Tragedi 9/11 yang meruntuhkan menara kembar WTC di New York.

"Pasca peristiwa 9/11, banyak orang Amerika yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Islam," ujar pria yang akrab dipanggil Bob itu didampingi Anthony B. Bradley, kolega Bob yang berlatar belakang kulit hitam.

Hingga kini, persepsi tentang Islam yang identik dengan terorisme masih cukup melekat di benak sebagian masyarakat Amerika, meski Muslim Amerika lebih moderat dan lebih tenang dibandingkan dengan Muslim Eropa.

"Muslim Amerika juga lebih sejahtera dibandingkan dengan muslim negara-negara Eropa. Di beberapa negara Eropa, muslim tinggal di daerah kumuh, tidak terintegrasi baik dengan lingkungan, dan merasa terasingkan. Mereka juga cenderung sulit mendapatkan pekerjaan," katanya.

Kepada para peneliti AS itu, Mudir Pengembangan Pesantren Tebuireng KH Abdul Halim Mahfudz menuturkan pihaknya dalam waktu dekat akan segera menindaklanjuti kunjungan kedua profesor itu dan merealisasikan rencana kerja sama dengan TKC.

"Semoga tahun depan bisa langsung terealisasi," ujarnya sambil mengajak kedua guru besar TKC itu melihat berbagai unit pendidikan dan fasilitas di Pesantren Tebuireng.

Di sela meninjau perpustakaan, makam KH Hasyim Asy'ari dan Gus Dur, hingga unit jasa boga itu, mereka terkesan dengan manajemen jasa boga yang melayani ribuan santri, karena di TKC hanya ada sekitar 600 mahasiswa.

Selama di Tebuireng, Bob Carle dan Bradley juga sempat berdialog dengan keluarga besar KHM Hasyim Asy'ari dan para santri.

"Harapan kami, kerja sama ini akan mampu membangun kesepahaman dan menjembatani kesenjangan persepsi tentang Islam di Amerika Serikat," katanya.

Dalam kesempatan itu, KH Salahuddin Wahid yang juga Rektor Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng mengungkapkan rencana pengembangan kajian pemikiran pendiri Nahdlatul Ulama KHM Hasyim Asy'ari yang ahli hadits itu, tapi juga terlibat langsung dalam gerakan melawan kolonial. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016