Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memantau perkembangan sejumlah sekolah dasar negeri di daerah tersebut yang memiliki siswa jauh dari pagu atau kekurangan murid, yakni maksimal 38 siswa dalam satu rombongan belajar.
    
"Hari ini data mulai dikumpulkan dari masing-masing sekolah ke UPT (unit pelaksana teknis dinas pendidikan dan kebudayaan tingkat kecamatan). Besok (5/8) baru dilapor ke dinas," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung Haryo Dewanto di Tulungagung, Kamis.
    
Ia mengakui tren hasil penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sejumlah SD negeri terus menyusut, bahkan di bawah 10 murid dalam satu rombel.
    
Namun Haryo enggan menyimpulkan hasil PPDB kurikulum pendidikan 2016/2017 tersebut karena rekapitulasi jumlah murid baru dari setiap UPT dinas pendidikan dan kebudayaan tingkat kecamatan belum masuk ke Dindik Tulungagung.
    
"Setelah semua data masuk baru dilakukan evaluasi. Dari situ biasanya diketahui latar belakang penurunan jumlah murid atau barangkali bahkan ada yang tidak memperoleh siswa baru," ujarnya.
    
Menurut dia, ada banyak faktor yang mempengaruhi tren penurunan jumlah murid baru dari tahun ke tahun, khususnya di lingkungan SD negeri di perkotaan maupun pedesaan.
    
Salah satunya, kata Haryo Dewanto, adalah faktor sukses program keluarga berencana sehingga menurunkan jumlah anak yang berdampak pada peserta didik di sekolah.
    
"Selain itu juga faktor diversifikasi lembaga pendidikan swasta, terutama yang berbasis atau berlatar belakang keagamaan," kata dia.
    
Haryo meyakini masih ada banyak faktor lain mempengaruhi, misal karena kesibukan orang tua, kedekatan personal dengan pendidik atau pemilik lembaga pendidikan swasta, lingkungan dan sebagainya.
    
"Bagaimanapun kami tidak bisa serta-merta mengambil kebijakan soal penurunan jumlah murid di sekolah-sekolah di bawah naungan dinas pendidikan. Kami harus mengevaluasinya secara komprehensif lalu mengambil kebijakan spesifik hasil rekomendasi tim pengawas bersama kepala sekolah," ujarnya.
    
Pantauan Antara, sekolah dasar negeri yang mengalami kekurangan murid hampir merata, mulai wilayah perkotaan hingga pedesaan dengan rasio jumlah siswa antara 15 orang ke bawah.
    
Beberapa sekolah bahkan hanya memiliki beberapa murid saja, namun aktivitas belajar-mengajar tetap berlangsung seperti biasa.
 
Di salah satu SD negeri di Kecamatan Gondang dan Kauman, misalnya, masing-masing sekolah hanya mendapat tiga dan lima peserta didik baru karena kalah bersaing dengan lembaga pendidikan swasta di sekitar desa serta jumlah anak yang memang menurun.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016