Surabaya (Antara Jatim) - Enam mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya menciptakan "patch topical anti-inflamasi" atau plester berbentuk gel dengan bahan dasar kencur yang dinamai "Takepa" (Tanaman Kencur Patch).

"Patch topical yang dimaksud berbentuk seperti gel bening yang penggunaannya ditempelkan ke kulit untuk menyembuhkan luka atau peradangan," kata anggota tim mahasiswa UKWM Surabaya, Amalia Septia, di Surabaya, Jatim, Rabu,

Dengan kelima temannya, yakni Desy Fatmawati, Cynthia Zain, Florita Mia, Eka Fauziyah dan Asih Setyani, mahasiswa angkatan 2012 itu mengemas tanaman obat tersebut dalam bentuk lain di bawah bimbingan Dr drh Iwan Syahrial, MSi dan Lucia Hendriati, S.Si., M.Sc., Apt.

"Masyarakat tahu bahwa kencur memiliki banyak manfaat, kami ingin mengolah dan mengemasnya dengan cara yang unik. Kencur dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, satu di antaranya adalah untuk meringankan tanda dan gejala peradangan atau anti-inflamasi," tuturnya.

Biasanya, katanya, obat anti-inflamasi ini hadir dalam bentuk tablet, kapsul, ataupun krim oles. Setiap bentuk memiliki sisi kekurangan dan kelebihan, sedangkan kelebihan pada "patch" kencur adalah praktis, nyaman digunakan dan lebih aman daripada obat yang harus ditelan.

Pada umumnya obat antiinflamasi yang beredar juga memiliki efek samping mengakibatkan nyeri lambung. Inovasi patch kencur membuatnya jadi alternatif pengobatan yang praktis karena tinggal ditempel dan tahan beberapa hari serta minim efek samping.

"Awalnya kami mendapatkan ide untuk inovasi ini karena melihat obat tradisional, seperti parem untuk mengurangi bengkak dirasa kurang praktis dan meninggalkan ampas pada kulit," ujar Amalia.

Kandungan utama dari parem adalah kencur, sehingga kami ingin membuat sediaan parem tersebut menjadi lebih praktis, mudah digunakan dengan efektivitas yang jauh lebih baik dibandingkan sediaan parem biasa.

Ia mengharapkan dengan sediaan patch topikal ini, khasiat kencur semakin efektif dan praktis.

"Dalam pembuatan patch, salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan adalah jenis enhancer atau bahan yang meningkatkan penetrasi obat yang dipakai dalam formulasi," ucapnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penetrasi obat ke kulit adalah dengan adanya penambahan enhancer jenis surfaktan dalam formulasi. "Surfaktan memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan dengan cara menyerap pada permukaan suatu cairan," jelas Amalia.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pacth tersebut adalah ekstrak etanol kencur, karagenan, Na Lauryl Sulfat, HPMC, Propelin Glikol, Aquadest, Alkohol, kasa perekat, NaCl, cat wright stain, Dapar Fosfat serta mencit sebagai hewan uji coba.

"Langkah awal, kami membersihkan kencur, dipilah, kemudian dipotong tidak terlalu tebal," kata Desy Fatmawati, salah satu anggota tim mahasiswa UKWM Surabaya.

Selanjutnya dilakukan pengambilan sari kencur dengan metode ekstraksi maserasi. Ekstrak kencur dicampur etanol dan didiamkan selama 24 jam sambil sesekali diaduk, kemudian esktrak etanol kencur dicampurkan dengan propilen glikol lalu diaduk.

Desy menambahkan ia dan teman-temannya juga mengembangkan HPMC selama 24 jam hingga membentuk koloid atau semacam gel kental, lalu ditambahkan campuran ekstrak etanol kencur dan diaduk hingga tercampur rata.

Setelah semua tercampur merata, langkah selanjutnya adalah menuangkan ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm dan didiamkan pada suhu kamar selama dua hari.

"Hal tersebut dilakukan untuk menguapkan etanol 70 persen  dan menghilangkan udara tambahan yang terperangkap," katanya.

Langkah terakhir adalah mengeringkan semua bahan yang sudah tercampur tersebut ke dalam oven dengan suhu 40 derajat Celcius hingga berbentuk lapisan film.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enhancer dalam patch topical ekstrak etanol kencur dapat meningkatkan penetrasi ekstrak ke dalam kulit, sehingga memiliki efek anti-inflamasi yang lebih baik daripada produk anti-inflamasi dalam sediaan topikal yang sudah ada di pasaran.

Hasil olahan keenam mahasiswi UKWMS ini juga memiliki kandungan yang lebih baik dan berbeda signifikan jika dibandingkan dengan formula yang tidak mengandung enhancer. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016