Surabaya, (Antara Jatim) - Volume penjualan konsolidasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, atau (SMGR) pada semester I 2016 naik 1,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, yakni dari 13,42 juta ton menjadi 13,63 juta ton.

Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Surabaya, Selasa mengatakan kenaikan itu juga termasuk penjualan domestik grup Semen Indonesia di Vietnam, yakni Thang Long Cement Vietnam sebesar 850 ribu ton.

Namun demikian untuk volume penjualan ekspor, Rizkan menyebutkan mengalami penurunan sebesar 20,1 persen, yakni dari 237 ribu ton pada semester I 2015 menjadi sebesar 190 ribu ton pada 2016.

Sedangkan untuk ekspor Thang long Cement Vietnam, kata Rizkan mengalami peningkatan sebesar 4,2 persen menjadi 410 ribu ton.

Secara rinci, Rizkan menyebutkan penjualan di dalam negeri didominasi dalam bentuk kantong/bag yang mencapai 77 persen, dengan sasaran sektor retail/rumah, sedangkan penjualan dalam bentuk curah/bulk hanya sebesar 23 persen yang diserap oleh ready mix, fabricator fre cast, fiber cement dan project.

Sementara untuk kinerja keuangan pada semester I 2016, Rizkan mengaku mengalamai penurunan 1,3 persen, dengan pendapatan total mencapai Rp12,47 triliun, sedangkan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp12,64 triliun.

Untuk beban pokok pendapatan mencapai Rp7,48 triliun, turun 2,0 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp7,63 triliun, dengan laba usaha mencapai Rp4,99 triliun, atau turun 0,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp5.00 triliun.

Ia mengatakan, untuk laba bersih mencapai Rp1,96 triliun, atau turun 10,1 persen dibanding periode yang sama tahun 2015  yang mencapai Rp2,19 triliun.

"Kondisi industri semen domestik di tahun 2016 mengalami perubahan signifikan yaitu terjadinya over kapasitas karena banyak pemain baru yang masuk. Dan melimpahnya pasokan memaksa para pelaku industri semen melakukan strategi tersendiri guna memenangkan persaingan, di antaranya memangkas harga jual," katanya.

Ke depan, kata Rizkan, Semen Indonesia telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk dapat memenangi persaingan, salah satunya keunggulan kompetitif akan menjadi strategi dasar sesuai yang dicanangkan perusahaan.

"Strategi ini akan menjadikan perusahaan sebagai produsen dengan biaya murah melalui optimasi logistik dan efisiensi energi," katanya.

Selain itu, berbagai langkah juga dilakukan untuk mencapai optimalisasi logistik, dan hingga akhir 2015 perseroan telah menyelesaikan beberapa proyek strategis yaitu Packing Plan Pontianak, Balikpapan dan Lampung, Grinding Plant Dumai serta New Coal Mill di Semen Tonasa.

"Strategi ini akan didukung dengan pengelolaan supplai yang terintegrasi, dan inovasi diseluruh korporasi. Serta perseroan juga mulai mengembangkan dan mengkampanyekan keunggulan brand produk Semen Indonesia group sebagai brand dengan kualitas terbaik, pabrik yang ramah lingkungan serta produk semen yang paling Indonesia," katanya.

Sementara itu, dalam waktu dekat Rizkan menyebutkan Semen Indonesia sedang berkonsentrasi menyelesaikan dua pabrik baru dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun, yakni pabrik di Rembang Jawa Tengah dan Indarung VI di Padang Sumatera Barat.

"Saat ini proyek pabrik Rembang memasuki progres 94 persen, sedangkan pabrik Indarung VI memasuki progres pembangunan 93 persen," katanya.

Ia berharap, kedua pabrik itu dapat beroperasi pada akhir tahun 2016, sehingga akan menambah kapasitas produksi perseroan menjadi 37,8 juta ton pertahun, dari kapasitas saat ini 31,8 juta ton pertahun.

"Kami juga sedang memulai pembangunan pabrik baru di Aceh melalui anak usahanya Semen Indonesia Aceh dan diharapkan dapat beroperasi tahun 2020," katanya.

Selain itu, kata Rizkan, perseroan juga sedang menyelasikan proyek Grinding Mill di Jawa Barat serta proyek Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) dengan kapasitas 30,6 MW di pabrik Tuban, dan diharapkan  beroperasi pada akhir tahun 2016 ini.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016