Banyuwangi (Antara Jatim) - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas meraih penghargaan Manggala Karya Kencana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) karena dinilai memiliki dedikasi tinggi terhadap program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga.
"Kami merasa bangga Banyuwangi bisa memperoleh ini. Ini membuktikan kiprah Banyuwangi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) berbasis keluarga mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat," kata Ipuk Fiestiandani yang merupakan istri Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Ia menceritakan bahwa penghargaan tertinggi di bidang kependudukan itu diserahkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Pusat Eni Kuntari Cahyo Kumolo kepada Ipuk Fiestiandani pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII di Kupang, Nusa Tenggara Timur, beberapa waltu lalu.
Dani, sapaan akrab Fiestiandani, mengatakan Banyuwangi saat ini tengah fokus pada pengembangan SDM lewat program generasi berkualitas. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang produktif dan terencananya masa depan anak-anaknya.
Artinya, kata dia, bukan sekadar mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yang dipahami dengan membatasi angka kelahiran. Lebih dari dua silakan tapi terencana dengan baik.
"Program KB saat ini tidak hanya sekadar untuk meningkatkan peserta pengguna alat kontrasepsi dan menekan jumlah penduduk. Namun Program KB lebih mengarahkan dan mendidik masyarakat untuk memiliki perencanaan dalam membangun keluarga dan memberikan dampak strategis jangka panjang," ujarnya.
Untuk mewujudkan generasi berkualitas ini, kata Dani, PKK memberikan program ketahanan keluarga yang disukseskan para kader PKK, mulai tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan hingga dasa wisma.
"Mereka semua menggerakkan program-program PKK yang fokusnya untuk meningkatkan kualitas keluarga, mulai pendidikan pra-nikah, parenting, hingga edukasi kepada ibu dan anak balita lewat program Bina Keluarga Balita (BKB). Baik dari sisi gizi maupun kesehatannya," kata Dani.
Di bidang kesehatan, lanjut Dani, PKK juga berkomitmen akan mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah elemen terkait.
"Kami akan melakukan upaya preventif kesehatan pada masyarakat. Melalui kampanye pentingnya hidup bersih dan menjaga kesehatan, agar masyarakat tidak gampang terserang penyakit. Tak lupa kami juga akan terus meminta ibu-ibu untuk memperhatikan asupan makanan yang sehat bagi keluarganya. Anak sekolah juga akan kami sentuh, kami akan ajak mereka untuk tidak jajan sembaramgan. Karena sudah banyak kasus penyakit dan kematian yang disebabkan pola makan yang salah," ujar Dani.
Sedangkan bidang pendidikan, kata dia, PKK memberikan program pendidikan anak usia dini (PAUD) yang terintegrasi dengan Bina Keluarga Balita (BKB). Dalam PAUD ini, selain ada pendidikannya juga ada layanan kesehatan dan deteksi tumbuh kembang anak sejak dini hingga parenting (untuk orang tua).
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Banyuwangi Moh Pua Jiwa menambahkan, selain kiprah PKK, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki program Kampung Keluarga Berencana (KB) dalam meningkatkan kualitas kependudukan.
Kampung KB merupakan program nasional yang di antaranya mencakup empat program, yakni Pendewasaan usia nikah (PUP), pemakaian kontrasepsi, ketahanan keluarga, peningkatan ekonomi produktif.
Pelaksanaan program ini dikoordinir oleh kelompok kerja (pokja) yang ditunjuk dengan surat keputusan (SK) Bupati. Pokja tersebut terdiri atas berbagai unsur, mulai dari staf puskesmas, penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), staf kantor urusan agama (KUA), hingga Kader PKK desa. Mereka yang tergabung dalam pokja sudah mendapatkan pelatihan di Balai Diklat KB di Jember dan Surabaya. Selain itu, kata dia, khusus untuk bidan juga telah mendapatkan sertifikasi pelatihan "contrasepsy technological update" (CTU).
"Kelompok kerja ini akan melakukan berbagai program pendampingan untuk masyarakat, seperti bina keluarga dengan sasaran balita, remaja, lansia dan pelatihan kewirausahaan," kata Pua.
Untuk Bina Keluarga Balita (BKB) sasaran utamanya adalah orang tua, mereka diberikan edukasi tentang tumbuh kembang anak yang tepat, seperti pentingnya posyandu dan informasi nutrisi. Bina Keluarga Remaja (BKR), di antaranya dilakukan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini dan kesehatan reproduksi.
"Sedangkan untuk Bina Keluarga Lansia (BKL), programnya, seperti pemeriksaan rutin kesehatan para lansia di posyandu, dan senam kesehatan lansia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kami merasa bangga Banyuwangi bisa memperoleh ini. Ini membuktikan kiprah Banyuwangi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) berbasis keluarga mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat," kata Ipuk Fiestiandani yang merupakan istri Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Ia menceritakan bahwa penghargaan tertinggi di bidang kependudukan itu diserahkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Pusat Eni Kuntari Cahyo Kumolo kepada Ipuk Fiestiandani pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII di Kupang, Nusa Tenggara Timur, beberapa waltu lalu.
Dani, sapaan akrab Fiestiandani, mengatakan Banyuwangi saat ini tengah fokus pada pengembangan SDM lewat program generasi berkualitas. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang produktif dan terencananya masa depan anak-anaknya.
Artinya, kata dia, bukan sekadar mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yang dipahami dengan membatasi angka kelahiran. Lebih dari dua silakan tapi terencana dengan baik.
"Program KB saat ini tidak hanya sekadar untuk meningkatkan peserta pengguna alat kontrasepsi dan menekan jumlah penduduk. Namun Program KB lebih mengarahkan dan mendidik masyarakat untuk memiliki perencanaan dalam membangun keluarga dan memberikan dampak strategis jangka panjang," ujarnya.
Untuk mewujudkan generasi berkualitas ini, kata Dani, PKK memberikan program ketahanan keluarga yang disukseskan para kader PKK, mulai tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan hingga dasa wisma.
"Mereka semua menggerakkan program-program PKK yang fokusnya untuk meningkatkan kualitas keluarga, mulai pendidikan pra-nikah, parenting, hingga edukasi kepada ibu dan anak balita lewat program Bina Keluarga Balita (BKB). Baik dari sisi gizi maupun kesehatannya," kata Dani.
Di bidang kesehatan, lanjut Dani, PKK juga berkomitmen akan mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah elemen terkait.
"Kami akan melakukan upaya preventif kesehatan pada masyarakat. Melalui kampanye pentingnya hidup bersih dan menjaga kesehatan, agar masyarakat tidak gampang terserang penyakit. Tak lupa kami juga akan terus meminta ibu-ibu untuk memperhatikan asupan makanan yang sehat bagi keluarganya. Anak sekolah juga akan kami sentuh, kami akan ajak mereka untuk tidak jajan sembaramgan. Karena sudah banyak kasus penyakit dan kematian yang disebabkan pola makan yang salah," ujar Dani.
Sedangkan bidang pendidikan, kata dia, PKK memberikan program pendidikan anak usia dini (PAUD) yang terintegrasi dengan Bina Keluarga Balita (BKB). Dalam PAUD ini, selain ada pendidikannya juga ada layanan kesehatan dan deteksi tumbuh kembang anak sejak dini hingga parenting (untuk orang tua).
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Banyuwangi Moh Pua Jiwa menambahkan, selain kiprah PKK, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki program Kampung Keluarga Berencana (KB) dalam meningkatkan kualitas kependudukan.
Kampung KB merupakan program nasional yang di antaranya mencakup empat program, yakni Pendewasaan usia nikah (PUP), pemakaian kontrasepsi, ketahanan keluarga, peningkatan ekonomi produktif.
Pelaksanaan program ini dikoordinir oleh kelompok kerja (pokja) yang ditunjuk dengan surat keputusan (SK) Bupati. Pokja tersebut terdiri atas berbagai unsur, mulai dari staf puskesmas, penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), staf kantor urusan agama (KUA), hingga Kader PKK desa. Mereka yang tergabung dalam pokja sudah mendapatkan pelatihan di Balai Diklat KB di Jember dan Surabaya. Selain itu, kata dia, khusus untuk bidan juga telah mendapatkan sertifikasi pelatihan "contrasepsy technological update" (CTU).
"Kelompok kerja ini akan melakukan berbagai program pendampingan untuk masyarakat, seperti bina keluarga dengan sasaran balita, remaja, lansia dan pelatihan kewirausahaan," kata Pua.
Untuk Bina Keluarga Balita (BKB) sasaran utamanya adalah orang tua, mereka diberikan edukasi tentang tumbuh kembang anak yang tepat, seperti pentingnya posyandu dan informasi nutrisi. Bina Keluarga Remaja (BKR), di antaranya dilakukan penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini dan kesehatan reproduksi.
"Sedangkan untuk Bina Keluarga Lansia (BKL), programnya, seperti pemeriksaan rutin kesehatan para lansia di posyandu, dan senam kesehatan lansia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016