Malang (Antara Jatim) - Bagi warga Muhammadiyah dan masyarakat di Malang Raya, bahkan di dunia pendidikan, nama Prof Dr Muhadjir Effendi, tidaklah asing, termasuk di kalangan jurnalis, khususnya yang sehar-hari meliput dunia pendidikan.

 Prof Muhadjir yang memulai karier akademisnya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu sudah beberapa kali diisukan akan mengisi kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bahkan setiap kali ada isu perombakan kabinet (reshuffle), nama Muhadjir selalu dikaitkan. 

Akhirnya isu tersebut kini bukan hanya sekedar isu, tapi nyata.  Prof Muhadjir benar-benar mengisi kabinet Jokowi-Jusuf Kalla menggantikan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

"Sejak awal, apabila ada resuffle, nama Pak Muhadjir memang selalu muncul. Jadi, ketika Pak Muhadjir resmi dilantik menjadi menteri, kami tidak terlalu kaget. Apalagi, kinerja dan prestasi Pak Muhadjir sangat luar biasa dan beliau pantas masuk ke jajaran kabinet," kata Rektor UMM, Fauzan di Malang, Jawa Timur, Rabu.

Menurut Fauzan, kinerja luar biasa seorang Muhadjir itulah yang menjadi "entry point" kenapa Presiden Jokowi memilih mantan rektor UMM tersebut. Komitmen kerja berkualitas dan kejar prestasi, menjadi ciri khasnya.

 "Pak Muhadjir memang gaya kepemimpinannya humanis, orangnya terlihat keras tapi sebenarnya hatinya halus sekali, mudah terenyuh," kata Fauzan yang menjabat Wakil Rektor I ketika Muhadjir sebagai Rektor UMM yang baru berakhir pada awal 2016,

Fauzan berharap Muhadjir bisa menjalankan tugas negara dengan baik dan sukses sebagaimana sukses mengembangkan institusi Muhammadiyah. "Seluruh civitas akademika UMM tentu merasa bangga dan suport dengan prestasi yang dicapai Muhadjir ,mengingat peran dan kontribusinya yang sangat besar dalam pengembangan kampus UMM selama masa kepemimpinannya menjadi Rektor," katanya.

Karir seorang Muhadjir di bidang pendidikan tidak main-main. Karier Muhadjir di UMM benar-benar dimulai dari bawah, hingga akhirnya dipercaya menjabat sebagai Pembantu Rektor III pada 1984, selanjutnya PR I dan pada 2000 hingga 2016 menjabat sebagai rektor perguruan tinggi swasta terkemuka tersebut.
 
Muhadjir memperoleh gelar sarjana (S1) di IKIP Negeri Malang (kini Universitas Negeri Malang/UM) pada 1982. Untuk pendidikan Strata 2 diselesaikan di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pada 1996 memperoleh gelar Magister Administrasi Publik (MAP).

Sementara pendidikan Strata 3 konsentrasi pada Jurusan Ilmu-ilmu Soaial, hingga akhirnya memperoleh gelar doktor bidang sosiologi militer di Program Doktor Universitas Airlangga. Muhadjir juga beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain pada 1993 di National Defence University, Washington DC, dan pada 1991 di Victoria University, British Columbia, Kanada.

Lelaki yang akrab dengan para jurnalis itu juga dikenal sebagai kolumnis. Banyak hal dia soroti secara kritis, mulai masalah agama, pendidikan, sosial, politik, hingga kemiliteran. Kepiawainnya menulis bisa dimengerti, karena ia berpengalaman sebagai wartawan (saat mahasiswa), bahkan membidani lahirnya koran kampus ‘Komunikasi’, di tempat ia kuliah dan mengajar (UM), serta koran Bestari milik UMM.

Setelah tidak menjabat sebagai Rektor UMM, Muhadjir dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi masalah pendidikan, penelitian, pengembangan dan kebudayaan, hingga saat ini.

Pengabdian lelaki kelahiran Madiun, 29 Juli 1956 itu pada dunia pendidikan memang tidak diragukan lagi. Porto polio keberhasilannya sudah begitu banyak dan cukup dikenal publik.

Putra ke-6 dari pasangan Soeroja dan Sri Soebita itu  menikah dengan Suryan Widati SE MSA Ak yang hingga kini juga masih tercatat sebagai dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema). Pasangan Muhadjir-Suryan Widati dikaruniai tiga putra, yakni Muktam Roya Azidan, Senoshaumi Hably, dan Harbantyo Ken Najjar.

Muhadjir Effendy menjadi rektor kelima UMM mulai tahun 2000.  Muhadjir merupakan seorang sosiolog yang ahli di bidang militer dan sekaligus sebagai intelektual muslim.  Selain mengajar dan menekuni kariernya di UMM, Muhadjir juga tercatat sebagai dosen tetap di Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang (UM).

Selain mengabdikan diri di bidang pendidikan, Muhadjir juga dikenal sebagai seorang kolumnis yang banyak menyoroti masalah agama, pendidikan, sosial, politik dan juga tentang kemiliteran.  Kemampuannya menulis esai didasari oleh pengalaman sewaktu mahasiswa sebagai seorang wartawan yang membidani lahirnya ”Komunikasi”, koran kampus di tempatnya kuliah dan mengajar  (UM) dan koran kampus Bestari di UMM.

Kegiatan sosial banyak dilakukan dengan perannya sebagai pengurus Muhammadiyah mulai tingkat ranting hingga PP Muhammadiyah.  Selain itu,  juga dipercaya menjadi salah satu anggota Badan Narkotika Nasional, Pendekar Tapak Suci, Pengurus HMI, Dewan Penasehat Asosiasi Wartawan Indoensia wilayah Malang raya, dan bahkan sempat mengabdikan di bidang politik sebagai salah satu Ketua di Dewan Pakar Golkar daerah Malang.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016