Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengusung 13 produk inovasi mahasiswa dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diikuti 650 mahasiswa dari delapan fakultas ke tiga lokasi, yakni Lamongan, Bojonegoro, dan Surabaya.

"KKN dilakukan selama satu bulan penuh dan tahun ini akan dikonsep secara berbeda, yakni menggunakan produk-produk karya mahasiswa," kata Ketua KKN UM Surabaya Ratno Abidin di sela pembukaan KKN di Surabaya, Senin.

Ia menjelaskan konsep yang diusung tahun ini adalah "student empowerment and innovation program" (STIEP) dengan membawa produk-produk inovasi mahasiswa UM Surabaya ke lokasi pengabdian.

"Produk inovasi mahasiswa itu antara lain, alat pendeteksi banjir via ponsel, modul hidroponik, alat pendeteksi makanan sehat untuk jajanan anak, wajan winet, dan lain sebagainya. Tema yang diangkat merupakan refleksi persoalan yang ada di masyarakat," katanya.

Sementara itu, pembuat wajan Winet, Muhammad Dzulfikar Alfahmi mengatakan, inovasinya itu merupakan penangkap dan penguat sinyal untuk program internet masuk desa.

"Bahannya berupa wajan dengan diameter 42 centimeter, pipa paralon, alumunium foil, dan kabel LAN. Di desa itu selalu kesulitan mencari sinyal, maka dengan Winet adalam dapat menangkap sinyal antara dua sampai tiga balok, asalkan Winet diarahkan ke lokasi tower pemancar sinyal terdekat," katanya.

Menurut dia, Winet dapat menangkap sinyal dengan jarak 2-3 kilometer dari "tower" (menara telekomunikasi). Dengan Winet, berinternet menjadi mudah di desa, karena modem yang dipancarkan dari Winet akan mendapat sinyal kuat.

"Winet akan digunakan di delapan desa yang berada di Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. Tiap satu desa dengan satu Winet. Winet akan ditempatkan di balai desa setempat. Mahasiswa atau warga yang ingin akses internet tinggal datang ke balai desa," katanya.

Dalam kesempatan itu, Rektor UM Surabaya Sukadiono sangat mengapresiasi gagasan panitia KKN UM Surabaya.

"Disadari atau tidak, kampus berada di tengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kemasyarakatan. Dengan inovasi produk mahasiswa, UM Surabaya akan menjadi bagian penting untuk menuntaskan persoalan di masyarakat," katanya.

    
KKN Unusa

Sementara itu, sebanyak 180 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dilepas Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng, di Pendopo Kecamatan Wringin Anom, Gresik, untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata Program Pembelajaran Pemberdayaan Penastren dan Masyarakat (KKN P3M).

Dalam pelepasan sekaligus penerimaan peserta dari Unusa ke Camat Wringin Anom, Satriyo S.Sos, M.Si, yang mewakili Bupati Gresik itu, Achmad Jazidie menyatakan 180 mahasiswa Unusa akan berada di 16 desa di Kecamatan Wringin Anom untuk menjalankan beberapa program terkait dengan KKN P3M.

"Dengan didampingi sedikitnya dua dosen pembimbing lapangan pada tiap desa, kami berharap melalui KKN ini Unusa bisa berkontribusi bagi pembangunan Desa di Gresik. Kami pilih Gresik, karena visi Gresik sama dengan Unusa yakni pembangunan masyarakat dan pondok pesantren," katanya.

Dalam sambutan mewakili Bupati, Camat Wringin Anom, Satriyo, menyatakan bersyukur dan berterima kasih atas dipilihnya salah satu kecamatan di Gresik untuk objek KKN oleh Unusa.

"Melalui KKN P3M, kami berharap ada sinergitas antara program pembangunan yang sudah disiapkan Unusa dengan apa yang telah diprogramkan oleh desa," katanya.

Sementara itu, Ketua LPPM Unusa, Prof Kacung Marijan, dalam laporannya, menyampaikan jika mahasiswa yang akan diterjunkan ke-16 desa di Kecamatan Wringin Anom itu telah memetakan potensi desa tujuan, diantaranya sentra produksi telur asin, kerajinan sepatu dan sandal.

"Dalam Program KKN P3M, Unusa telah menyiapkan tiga program besar meliputi; program kesehatan; seni, budaya dan agama termasuk pendidikan; dan program ekonomi-produktivitas dan pengembangan teknologi informasi; diantaranya promosi produk unggulan desa lewat website/laman desa," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016