Bojonegoro (Antara Jatim) - Warga di Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menemukan semburan lumpur di dua lokasi di tanah milik warga dengan diameter masing-masing sekitar 30 centimeter, Sabtu sekitar pukul 06.00 WIB.
Sekretaris Wilayah Kecamatan (Sekwilcam) Gondang, Bojonegoro Basuki, mengatakan, warga mengetahui ada semburan lumpur keluar dari dalam tanah milik warga di dua lokasi baru tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Sebelumnya, lanjut dia, di lokasi setempat tidak pernah ditemukan ada semburan lumpur sehingga semburan di dua titik yang berdekatan itu merupakan temuan baru.
Dari hasil pemantauan petugas Satpol PP Kecamatan Gondang, katanya, semburan lumpur di dua lokasi di desa setempat masih belum berbahaya, karena lumpur yang keluar tidak banyak.
"Semburan lumpur yang keluar tidak sebanyak semburan lumpur bercampur air yang terjadi di Desa Jari, Kecamatan Gondang, sejak 7 April, " jelas dia.
Apalagi, lanjut dia, lokasi munculnya semburan lumpur di desa setempat agak jauh dengan pemukiman warga.
Meski demikian, menurut dia, muspika tetap melakukan pemantauan untuk mengantisipasi kemungkinan semburan lumpur di dua lokasi itu membesar.
"Kalau memang semburan lumpur di Krondonan terus membesar ya kita segera melapor ke kabupaten," tandasnya.
Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab munculnya semburan lumpur di dua lokasi di Desa Krondonan itu.
"Warga di sekitar lokasi juga tidak tahu penyebab munculnya semburan," ucapnya.
Ditanya semburan lumpur bercampur air di sejumlah lokasi di Desa Jari, Kecamatan Gondang, katanya, masih tetap belum berhenti.
"Semburan lumpurnya masih tetap ada dengan debit berkisar 1-2 liter per detik," jelas dia.
Ia juga menambahkan tiga papan pengumuman awas gas beracun yang dipasang Dinas Sumber Daya Energi dan Mineral (ESDM) di lokasi semburan di Desa Jari masih belum dicabut.
"Papan pengumuman awas gas beracun masih terpasang. Tapi sampai sekarang ini tidak ada warga yang menjadi korban gas beracun," ujarnya.
Terkait semburan lumpur di Jari, Koordinator Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung, Dr. Igan S. Sutawidjaja, MSc., menjelaskan semburan lumpur di Desa Jari mengandung sejumlah gas yang berbahaya.
"Semburan lumpur di Jari, mengandung sejumlah gas berbahaya, di antaranya, ada CO2 sebesar 70 persen, yang bisa mematikan manusia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Sekretaris Wilayah Kecamatan (Sekwilcam) Gondang, Bojonegoro Basuki, mengatakan, warga mengetahui ada semburan lumpur keluar dari dalam tanah milik warga di dua lokasi baru tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Sebelumnya, lanjut dia, di lokasi setempat tidak pernah ditemukan ada semburan lumpur sehingga semburan di dua titik yang berdekatan itu merupakan temuan baru.
Dari hasil pemantauan petugas Satpol PP Kecamatan Gondang, katanya, semburan lumpur di dua lokasi di desa setempat masih belum berbahaya, karena lumpur yang keluar tidak banyak.
"Semburan lumpur yang keluar tidak sebanyak semburan lumpur bercampur air yang terjadi di Desa Jari, Kecamatan Gondang, sejak 7 April, " jelas dia.
Apalagi, lanjut dia, lokasi munculnya semburan lumpur di desa setempat agak jauh dengan pemukiman warga.
Meski demikian, menurut dia, muspika tetap melakukan pemantauan untuk mengantisipasi kemungkinan semburan lumpur di dua lokasi itu membesar.
"Kalau memang semburan lumpur di Krondonan terus membesar ya kita segera melapor ke kabupaten," tandasnya.
Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab munculnya semburan lumpur di dua lokasi di Desa Krondonan itu.
"Warga di sekitar lokasi juga tidak tahu penyebab munculnya semburan," ucapnya.
Ditanya semburan lumpur bercampur air di sejumlah lokasi di Desa Jari, Kecamatan Gondang, katanya, masih tetap belum berhenti.
"Semburan lumpurnya masih tetap ada dengan debit berkisar 1-2 liter per detik," jelas dia.
Ia juga menambahkan tiga papan pengumuman awas gas beracun yang dipasang Dinas Sumber Daya Energi dan Mineral (ESDM) di lokasi semburan di Desa Jari masih belum dicabut.
"Papan pengumuman awas gas beracun masih terpasang. Tapi sampai sekarang ini tidak ada warga yang menjadi korban gas beracun," ujarnya.
Terkait semburan lumpur di Jari, Koordinator Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung, Dr. Igan S. Sutawidjaja, MSc., menjelaskan semburan lumpur di Desa Jari mengandung sejumlah gas yang berbahaya.
"Semburan lumpur di Jari, mengandung sejumlah gas berbahaya, di antaranya, ada CO2 sebesar 70 persen, yang bisa mematikan manusia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016