Kediri (Antara Jatim) - Kepala Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr Soetomo Surabaya dr
Agus Ali Fauzi menegaskan salah satu obat untuk pasien yang menderita
penyakit kanker adalah tersenyum, sehingga ia merasa tidak terbebani
dengan penyakit yang dideritanya.
"Senyum itu antioksidan, jadi dengan tersenyum bisa menciptakan pikiran yang positif," katanya ditemui dalam kegiatan seminar kesehatan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Kediri di Balai Kota Kediri, Jumat.
Ia mengatakan penyakit kanker menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh manusia. Penyakit itu tidak mengenal usia, jenis kelamin, jabatan, bahkan tidak mengenal status sosial seseorang.
Menurut dia, kanker adalah neoplasma yang pertumbuhannya abnormal di dalam tubuh dan tidak dapat diekndalikan oleh tubuh sendiri. Neoplasma menjadi berbahaya jika kondisinya ganas sehingga sering disebut kanker.
Penyakit ini, kata dia, adalah penyakit gen dan bukan genetik atau keturunan. Setiap orang berpotensi bisa terkena penyakit ini. Banyak hal yang bisa memengaruhi misalnya pikiran, stres, lingkungan, hingga makanan.
"Penyebab tepat pastinya belum diketahui, tapi banyak faktor, misalnya pikiran, stres, lingkungann, makanan dan itu berkaitan," ujarnya.
Ia mengatakan kanker yang paling banyak terjadi adalah serviks dan payudara. Dari pengalaman, kecenderungan penyakit itu lebih tinggi daripada jenis kanker lainnya dan setiap waktu selalu bergantian.
Bahkan, setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Hal itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.
Setiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 wanita di antaranya meninggal karena kanker tersebut.
"Urutan pertama kanker serviks dan payudara, dan itu selalu bergantian. Sekarang kecenderungan kanker payudara banyak dan terus meningkat. Di Dr Soetomo Surabaya saja, setiap hari ada ratusan," ujarnya.
Ia mengatakan pencegahan secara dini sebenarnya bisa dilakukan pada penderita kanker, misalnya dengan melakukan pemeriksaan diri sendiri.
Jika terdapat gejala yang tidak biasa di tubuh, dianjurkan segera memeriksakan diri, sehingga bisa semakin dini diatasi. Kondisi itu tentunya memberikan peluang kesembuhan yang lebih besar.
Ia menambahkan pasien yang terkena kanker ada kemungkinan merasa depresi sehingga dalam proses penyembuhan harus selalu didampingi dan diajak untuk tersenyum.
Walaupun dokter maupun alat kesehatan sangat canggih, tapi jika pasien stres, tingkat kesembuhan bisa menjadi lebih lama.
"Pendekatan penderita kanker bisa dengan holistik, jadi tidak hanya fisik saja, bisa dengan spiritual, kultural. Sehebat apapun dokter, secanggih apapun alatnya, jika pasien stres, maka penanganan tidak bisa maksimal," jelasnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjadi pengurus YKI Jatim ini menambahkan saat ini sudah semakin banyak masyarakat yang peduli pada penderita kanker, di antaranya dengan membuat rumah singgah.
Ia berharap, dengan kepedulian itu, akan semakin menumbuhkan optimisme di antara penderita kanker, sehingga harapan hidup menjadi lebih tinggi.
YKI Kota Kediri baru dilantik, dengan Ketua YKI Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar. Istri Wali Kota Kediri ini berharap keterlibatan YKI dalam program sosialisasi dan pencegahan diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi penderita kanker.
Selama ini, kanker yang banyak diderita adalah jenis serviks dan payudara yang banyak menyerang perempuan.
"YKI bisa ambil bagian untuk promotif dan preventif dan ini perlu kerjasama, dukungan, yang kami harapkan bisa membantu dan bisa mengurangi jumlah penderita kanker," kata perempuan yang akrab disapa Bunda Fey ini. (*)
"Senyum itu antioksidan, jadi dengan tersenyum bisa menciptakan pikiran yang positif," katanya ditemui dalam kegiatan seminar kesehatan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Kediri di Balai Kota Kediri, Jumat.
Ia mengatakan penyakit kanker menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh manusia. Penyakit itu tidak mengenal usia, jenis kelamin, jabatan, bahkan tidak mengenal status sosial seseorang.
Menurut dia, kanker adalah neoplasma yang pertumbuhannya abnormal di dalam tubuh dan tidak dapat diekndalikan oleh tubuh sendiri. Neoplasma menjadi berbahaya jika kondisinya ganas sehingga sering disebut kanker.
Penyakit ini, kata dia, adalah penyakit gen dan bukan genetik atau keturunan. Setiap orang berpotensi bisa terkena penyakit ini. Banyak hal yang bisa memengaruhi misalnya pikiran, stres, lingkungan, hingga makanan.
"Penyebab tepat pastinya belum diketahui, tapi banyak faktor, misalnya pikiran, stres, lingkungann, makanan dan itu berkaitan," ujarnya.
Ia mengatakan kanker yang paling banyak terjadi adalah serviks dan payudara. Dari pengalaman, kecenderungan penyakit itu lebih tinggi daripada jenis kanker lainnya dan setiap waktu selalu bergantian.
Bahkan, setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Hal itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.
Setiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 wanita di antaranya meninggal karena kanker tersebut.
"Urutan pertama kanker serviks dan payudara, dan itu selalu bergantian. Sekarang kecenderungan kanker payudara banyak dan terus meningkat. Di Dr Soetomo Surabaya saja, setiap hari ada ratusan," ujarnya.
Ia mengatakan pencegahan secara dini sebenarnya bisa dilakukan pada penderita kanker, misalnya dengan melakukan pemeriksaan diri sendiri.
Jika terdapat gejala yang tidak biasa di tubuh, dianjurkan segera memeriksakan diri, sehingga bisa semakin dini diatasi. Kondisi itu tentunya memberikan peluang kesembuhan yang lebih besar.
Ia menambahkan pasien yang terkena kanker ada kemungkinan merasa depresi sehingga dalam proses penyembuhan harus selalu didampingi dan diajak untuk tersenyum.
Walaupun dokter maupun alat kesehatan sangat canggih, tapi jika pasien stres, tingkat kesembuhan bisa menjadi lebih lama.
"Pendekatan penderita kanker bisa dengan holistik, jadi tidak hanya fisik saja, bisa dengan spiritual, kultural. Sehebat apapun dokter, secanggih apapun alatnya, jika pasien stres, maka penanganan tidak bisa maksimal," jelasnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjadi pengurus YKI Jatim ini menambahkan saat ini sudah semakin banyak masyarakat yang peduli pada penderita kanker, di antaranya dengan membuat rumah singgah.
Ia berharap, dengan kepedulian itu, akan semakin menumbuhkan optimisme di antara penderita kanker, sehingga harapan hidup menjadi lebih tinggi.
YKI Kota Kediri baru dilantik, dengan Ketua YKI Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar. Istri Wali Kota Kediri ini berharap keterlibatan YKI dalam program sosialisasi dan pencegahan diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi penderita kanker.
Selama ini, kanker yang banyak diderita adalah jenis serviks dan payudara yang banyak menyerang perempuan.
"YKI bisa ambil bagian untuk promotif dan preventif dan ini perlu kerjasama, dukungan, yang kami harapkan bisa membantu dan bisa mengurangi jumlah penderita kanker," kata perempuan yang akrab disapa Bunda Fey ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016