Surabaya (Antara Jatim) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengajak kepada anak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Surabaya untuk menanamkan pola hidup sehat sejak dini menyusul proyeksi demografi atau usia angkatan kerja yang terus meningkat setiap tahunnya.

Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Kemal Imam Santoso mengatakan meningkatnya demografi di Indonesia harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.

"Hal itu perlu dilakukan supaya lulusan para siswa ini nantinya bisa terserap dalam pasar kerja yang kompeten. Karena kalau siswa tersebut cerdas tetapi pada saat mengerjakan soal ujian sakit maka hasil ujiannya tidak bisa maksimal," katanya saat kegiatan BPJS Kesehatan "Goes To School" di SMPN 1 Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut ditargetkan kepada sejumlah pelajar di wilayah setempat, sebab periode usia remaja tersebut merupakan masa yang paling rentan dan memiliki risiko yang cukup besar terpengaruh lingkungannya.

"Tujuannya untuk mengedukasi anak sejak dini tentang pentingnya pola hidup sehat dan menghindari rokok. Promosi pola hidup sehat harus dilakukan sejak dini, sehingga diharapkan para pelajar SMP bisa terhindar dari risiko tersebut," katanya.

Ia mengemukakan, tahun 2015 sebanyak Rp16,9 Triliun atau 29,67 persen dana jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke dan penyakit lainnya.

"Penyakit ini cenderung terjadi karena adanya kebiasan perilaku hidup tidak sehat seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga dan kalau dibiarkan hal ini dapat membawa dampak kurang baik terhadap kualitas hidup seseorang," katanya.

Ia mengatakan, selain edukasi tentang pola hidup sehat dan bahaya merokok, kegiatan BPJS Kesehatan "Goes To School" tersebut diharapkan dapat membentuk serta meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama dan gotong royong dalam diri pelajar terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.

"Mari bayangkan jia ada satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional melakukan operasi jantung dengan biaya Rp160 juta, dengan iuran rata-rata Rp51 ribu maka diperlukan sebanyak 3.737 orang peserta yang sehat untuk membayar iuran," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungsan program JKN KIS di Indonesia sangatlah besar.

"Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa pelajar sejak dini generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016