Malang (Antara Jatim) - Kuota penerimaan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu, yakni hanya sebanyak 6.500 mahasiswa, sedangkan tahun lalu mencapai 6.900 mahasiswa.

"Untuk menjaga rasio antara mahasiswa dan dosen, UMM memangkas kuota penerimaan mahasiswa baru. Tahun lalu jumlah yang diterima sekitar 6.900 mahasiswa, namun tahun ini kuotanya dikurangi menjadi 6.500 mahasiswa," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UMM, Dr Ermanu Azizul Hakim di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Untuk memenuhi kuota sebanyak 6.500 mahasiswa baru tersebut, UMM membuka dua jalur dalam penerimaan mahasiswa baru. Dua jalur tersebut meliputi jalur penjaringan rapor (undangan) dan tes tertulis. Pada gelombang I, jumlah pendaftar mencapai 10.702 peserta dan gelombang II lebih dari 10.500 pendaftar.

Mahasiswa baru yang sudah diterima sebanyak 2.713 orang melalui tes tertulis gelombang I dan sisanya melalui jalur undangan. Setelah gelombang II ditutup pada 22 Juli, UMM akan kembali membuka pendaftaran gelombang III pada 1 hingga 19 Agustus dan tes akan dilaksanakan pada 22 Agustus 2016.

Sementara tes gelombang II akan dilaksanakan pada Senin (25/7) di kampus III UMM. Hanya saja, jumlah pendaftar gelombang II yang mencapai 10.500 tersebut belum bisa dipastikan akan mengikuti ujian tulis gelombang II atau tidak. Hanya mereka yang telah membayar biaya registrasi serta melengkapi berkas pendaftaran yang berhak mengikuti ujian.

Ermanu mengimbau kepada seluruh peserta tes untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, serta tidak menganggap remeh pelaksanaan tes tulis tersebut. "Karena masuk UMM lewat tes tulis itu bukan sekadar syarat formalitas saja, tapi ini sangat menentukan. Banyak pesaing mereka yang juga berharap bisa masuk UMM dan banyak yang tidak diterima karena menganggap ujian tulis ini hanya sebagai formalitas semata," urainya.

Selain itu, peserta juga dilarang membawa alat-alat elektronik, seperti kalkulator, jam digital, maupun alat komunikasi. Hal ini untuk mengantisipasi kecurangan yang dilakukan peserta seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Peserta maupun orang tua wali tidak terpengaruh untuk menggunakan jalan pintas atau cara-cara curang lainnya. Jangan pedulikan tawaran perjokian atau iming-iming untuk dapat meluluskan putra-putrinya lewat jalur selain tes," tegasnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016