Blitar (Antara Jatim) - Ratusan benda cagar budaya yang berada di Museum Penataran, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dipindahkan  sementara waktu ke lokasi dekat museum menyusul adanya proses renovasi  bangunan tersebut.
     
Petugas Museum Penataran Kabupaten Blitar Nonik Kristiana mengemukakan pemindahan itu dilakukan untuk menjaga agar benda-benda purbakala lebih terlindungi dan tidak dijarah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
     
"Museum ini sebagai upaya untuk perlindungan, pemanfaatan, serta pengembangan. Di museum ini kami lakukan perawatan," katanya kepada wartawan, Kamis. 
      
Ia juga mengatakan, renovasi museum juga sengaja dilakukan, sebab bangunan sudah seharusnya diperbaiki. Beberapa sisi bangunan sudah rapuh, sehingga mengantisipasi hal yang tidak dilakukan, misalnya ambruk, perbaikan terus dilakukan.
     
Untuk sementara, pihaknya menyebut lokasi seluruh barang purbakala itu dipindahkan ke kantor yang lokasinya dekat dengan museum. Pemindahan juga dilakukan dengan hati-hati, sebab mayoritas usianya juga sudah tua.
     
Dari berbagai koleksi arkeologi tersebut, ada yang dari masa Balitung, Kadiri, Majapahit. Dari beragam koleksi itu, yang terbanyak koleksi dari zaman Majapahit. Museum Penataran Kabupaten Blitar tersebut dibangun sejak 1995, dan selama ini belum pernah dilakukan perbaikan secara menyeluruh, sehingga memang sudah layak bangunan diperbaiki. Di lokasi museum tersebut, sekitar 300 arca dari berbagai zaman atau kerajaan disimpan. 
     
"Untuk koleksi ada beragam, dari masa Balitung yang tertua, masa Kadiri, Majapahit, dan yang terbanyak Majapahit. Itu dilihat dari karakteristiknya, arcanya," ujarnya.
     
Untuk proses perawatan, ia mengatakan terus dilakukan. Sebelum proses dipindah, terlebih dahalu seluruh koleks diteliti, dicek kondisi fisiknya, termasuk diabadikan dengan kamera. Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada koleksi yang rusak serta hilang.
     
Sebelum dipindah, seluruh arca dibungkus satu per satu menggunakan kardus dan diberi tali yang kuat, agar tidak rusak. Seluruhnya diangkut dengan hati-hati di ruangan yang sudah disiapkan di sebelah museum.
     
Untuk sementara, Nonik menyebut pelayanan masyarakat agak terganggu sebab untuk museum masih dalam proses perbaikan. Selain itu, anak-anak yang biasanya datang ke lokasi museum untuk melihat koleksi, juga belum bisa bebas, menunggu proses perbaikan tuntas. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016