Mojokerto (Antara Jatim) - United State Agency International Development (USAID) Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) menyosialisasikan pentingnya kewaspadaan terhadap perubahan iklim yang terjadi di sejumlah tempat di Jawa Timur akhir-akhir ini.
Program Specialist USAID Indonesia Yusak Oppusunggu mengatakan program USAIN APIK ini merupakan project baru terkait dengan permasalahan perubahan iklim yang terjadi di Indonesia.
"Program ini merupakan gabungan dari beberapa project yang sudah pernah dilakukan sebelumnya dan kali ini ingin mengajak kepada pemangku kepentingan supaya bisa timbul kesiapsiagaan terhadap perubahan iklim dari masyarakat," katanya saat sosialisasi dan perencanaan program APIK wilayah Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang kepada sejumlah pemangku kepentingan wilayah setempat di Hotel Grand Trawas Mojokerto, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengemukakan, ada tiga lokasi yang dijadikan project kali ini yaitu di Ambon, Sulawesi Tenggara dan juga di Jawa Timur, terutama wilayah yang berhubungan langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
"Selain mengajak pemerintah, kami juga mengajak kepada pihak swasta untuk turut serta dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim ini karena dalam kegiatan bisnis mereka juga berhubungan dengan perubahan cuaca ini," katanya.
Ia mengatakan, kedepan juga harus dikembangkan supaya informasi terkait dengan cuaca ini bisa sampai kepada warga masyarakat yang membutuhkan seperti nelayan dan juga petani supaya beradaptasi dengan informasi yang diberikan tersebut.
"Dengan mengetahui adanya informasi iklim dengan baik, maka nelayan atau juga petani bisa menyiasatinya dengan baik supaya hasil produksinya bisa meningkat," katanya.
Ia mencontohkan, saat ini seharusnya memasuki musim kemarau tetapi kok yang terjadi saat ini masih banyak terjadi hujan di mana-mana dan petani harus menyikapinya dengan menanam tanaman sesuai dengan kondisi yang ada saat ini.
"Begitu pula dengan nelayan yang pada saat ini terdapat angin kencang bisa beraktivitas lainnya yang lebih menghasilkan dari sekarang," katanya.
Sementara itu, Tjitjik Suhartini dari Bapeda Provinsi Jawa Timur sangat mendukung adanya kegiatan ini karena bisa membantu warga masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaanya terhadap perubahan iklim.
"Kami sangat mendukung kegiatan ini dan diharapkan kegiatan ini bisa sesuai dengan peruntukan wilayah masing-masing. Hal itu karena kebutuhan dari masing-masing tempat berbeda," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Program Specialist USAID Indonesia Yusak Oppusunggu mengatakan program USAIN APIK ini merupakan project baru terkait dengan permasalahan perubahan iklim yang terjadi di Indonesia.
"Program ini merupakan gabungan dari beberapa project yang sudah pernah dilakukan sebelumnya dan kali ini ingin mengajak kepada pemangku kepentingan supaya bisa timbul kesiapsiagaan terhadap perubahan iklim dari masyarakat," katanya saat sosialisasi dan perencanaan program APIK wilayah Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang kepada sejumlah pemangku kepentingan wilayah setempat di Hotel Grand Trawas Mojokerto, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengemukakan, ada tiga lokasi yang dijadikan project kali ini yaitu di Ambon, Sulawesi Tenggara dan juga di Jawa Timur, terutama wilayah yang berhubungan langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
"Selain mengajak pemerintah, kami juga mengajak kepada pihak swasta untuk turut serta dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim ini karena dalam kegiatan bisnis mereka juga berhubungan dengan perubahan cuaca ini," katanya.
Ia mengatakan, kedepan juga harus dikembangkan supaya informasi terkait dengan cuaca ini bisa sampai kepada warga masyarakat yang membutuhkan seperti nelayan dan juga petani supaya beradaptasi dengan informasi yang diberikan tersebut.
"Dengan mengetahui adanya informasi iklim dengan baik, maka nelayan atau juga petani bisa menyiasatinya dengan baik supaya hasil produksinya bisa meningkat," katanya.
Ia mencontohkan, saat ini seharusnya memasuki musim kemarau tetapi kok yang terjadi saat ini masih banyak terjadi hujan di mana-mana dan petani harus menyikapinya dengan menanam tanaman sesuai dengan kondisi yang ada saat ini.
"Begitu pula dengan nelayan yang pada saat ini terdapat angin kencang bisa beraktivitas lainnya yang lebih menghasilkan dari sekarang," katanya.
Sementara itu, Tjitjik Suhartini dari Bapeda Provinsi Jawa Timur sangat mendukung adanya kegiatan ini karena bisa membantu warga masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaanya terhadap perubahan iklim.
"Kami sangat mendukung kegiatan ini dan diharapkan kegiatan ini bisa sesuai dengan peruntukan wilayah masing-masing. Hal itu karena kebutuhan dari masing-masing tempat berbeda," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016