Sedikit saja kota‐kota besar di dunia yang berhasil memodernisasi kotanya sekaligus merawat keberadaan kampung‐kampung. Kota Surabaya salah satunya. Keberhasilan menjaga eksistensi kampung di tengah kemajuan kota itulah yang membuat Surabaya dipilih jadi tuan rumah agenda internasional, The Third Preparatory Committe (Prepcom) United Nations Habitat, 25‐27 Juli 2016.

Keberhasilan dalam memberdayagunakan lingkungan, perumahan dan pemukiman yang sejalan dengan misi UN Habitat itulah yang ingin ditunjukkan Pemkot Surabaya pada ribuan delegasi peserta Prepcom III for UN Habitat. Perwakilan dari berbagai negara itu tidak hanya akan bersidang membahas isu‐isu terkait masalah urban dan solusinya guna menghasikan kesepakatan global.Mereka juga akan diajak “refreshing” agar lebih mengenal Surabaya dengan segala pesonanya.

Pemkot Surabaya menyiapkan paket field trip yang akan mengajak para delegasi menikmati pesona beberapa kampung unggulan di Surabaya.Paket field trip ini sudah akan dimulai pada 24 Juli atau sehari sebelum pembukaan Prepcom III, hingga 28 Juli. Ada 14 kampung yang akan menjadi destinasi field trip.

Seperti Kampung Maspatih dengan keunggulan bangunan lawas, Kampung Penjaringan Sari dengan kampung kue dan rumah susun, Kampung Kenjeran dengan pesona kampung nelayan dan festival layang‐layang, juga Kampung Wonorejo dengan taman anak‐anak dan Kampung Mangrove dengan tanaman mangrove. Lalu, Kampung Bratang Binangun dengan pengelolaan air limbah dan manajemen lingkungan, Kampung Gundih dengan taman.

Kampung Genteng dengan rumah bahasa dan produk lingkungan, Kampung Kedungturi dengan handicraft, Kampung Grudo dengan Rusunawa, dan Kampung Keputih dengan taman. Juga Kampung Morokrembangan dengan boezem, Kampung Gunung Sari pusat pengelolaan ikan, dan Kampung Jambangan dengan manajemen lingkungan dan Taman Jangkarnya. Selain itu, para delegasi juga diajak ke Kampung Ketandan di Kecamatan Genteng. Kampung di sebelah Barat Jalan Tunjungan ini telah bersolek jadi lebih cantik.

Selain akan memamerkan hasil‐hasil produk kerajinan dan ekonomi kreatif warga, warga Kampung Ketandan juga akan menonjolkan Kampung Budaya.

Kepala Bappeko Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, melalui field trip, Pemkot ingin menunjukkan kepada delegasi Prepcom III bahwa di Surabaya telah ada miniatur dari poin‐poin pembahasan di Prepcom III. “Selama tiga hari di Surabaya, para delegasi disuguhkan dengan contoh nyata. Apa yang menjadi bahasan di Prepcom, Surabaya telah melakukannya,” tegas Agus Sonhaji.

Menurut Agus Sonhaji, ada banyak kota yang maju pesat di Indonesia dan dunia. Namun, tidak banyak kota yang mampu merawat kampungnya.Yang banyak, modernisasi kota itu menggusur keberadaan kampung.Tetapi di Surabaya berbeda.

Kampung di Surabaya ini sudah diakui sebagai benchmark oleh kota‐kota lain di dunia. Bahwa ada permukiman yang ada sejak dulu, tidak slum (kumuh) serta tertata dan berdampingan dengan gedung‐gedung,” sambung dia.

Pakar Tata Kota Prof Johan Silas menegaskan, tepat bila Pemkot menampilkan karakteristik kampung kepada delegasi Prepcom. Kampung itu yang disebutnya jadi unggulan Surabaya. “Nanti kita sharing apa yang telah kita lakukan. Negara yang punya masalah penataan kota, bisa terinspirasi dari Surabaya,” ujarnya.(adv)

14 KAMPUNG UNGGULAN DESTINASI FIELD TRIP
1   Kampung Maspati
2   Kampung Penjaringan Sari
3   Kampung Kenjeran
4   Kampung Wonorejo
5   Kampung Mangrove
6   Kampung Bratang Binangun
7   Kampung Gundih
8   Kampung Genteng
9   Kampung Kedungturi
10 Kampung Grudo
11 Kampung Keputih
12 Kampung Morokrembangan
13 Kampung Gunung Sari
14 Kampung Jambangan

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016