Magetan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan menyatakan jumlah kios di Pasar Sayur Magetan yang terbakar pada Kamis (14/7) malam mencapai sekitar 100 unit.

"Hasil pendataan, ada sekitar 100 kios yang terbakar. Jumlah itu masih ditambah dengan puluhan los dan bedak yang berada di sekitar kios," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Magetan Saif Mukhlisun, kepada wartawan, Jumat.

Menurut dia, bencana kebakaran yang melanda Pasar Sayur Magetan telah membuat hampir semua kios, lapak, dan los tidak dapat lagi digunakan. Meski demikian, pihaknya belum dapat memastikan kerugian materi dari bencana tersebut.

"Untuk kerugian materi akibat kebakaran belum diketahui, sebab petugas berwenang masih melakukan pendataan," kata dia.

Disinggung rencana relokasi, Muklis mengatakan, segera diupayakan. Bahkan Bupati Magetan Sumantri tadi siang juga telah mengadakan pertemuan dengan asosiasi pedagang Pasar Sayur Magetan terkait rencana tersebut.

"Relokasi sedang diupayakan. Pemkab Magetan masih melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna menentukan lahan yang strategis sehingga para pedagang tidak berhenti berjualan," katanya.

Bedasarkan data pemkab setempat, jumlah pedagang yang terdampak bencana kebakaran Pasar Sayur Magetan mencapai 1.158 orang. Ribuan pedagang tersebut menunggu rencana pemerintah untuk direlokasi.

Seperti diketahui, Pasar sayur Magetan terbakar pada Kamis (14/7) sekitar pukul 20.00 WIB. Kebakaran melanda bagian depan pasar dekat pintu masuk sebelah selatan. Api dengan cepat menyebar hingga ke tengah dan bahkan bagian belakang pasar.

"Banyaknya barang-barang yang mudah terbakar, membuat api dengan cepat menyebar hingga ke los belakang," kata Kepala Pelaksana BPBD Magetan Agung Lewis.

Pihak Polres Magetan dan pemda setempat hingga kini masih menyelidiki penyebab kebakaran yang melanda pasar tersebut. 

Sementara, akibat kebakaran tersebut, sejumlah pedagang terpaksa berjualan di pinggir jalan bangunan pasar yang terbakar. Para pedagang berharap Pemkab Magetan segera melakukan relokasi pasar agar mereka dapat berjualan dengan aman. (*)
     
     
     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016