Gresik, (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik sebagai salah satu BUMN bidang pangan mendorong koperasi binaan perusahaan menjadi lokomotif perekonomian dan membawa kesejahteraan masyarakat di wilayah setempat.

"Kami terus mendorong dan berharap koperasi binaan dapat menjadi lokomotif perekonomian setempat dan mampu membawa perubahan serta kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya kepada anggota koperasi," ucap Direktur Utama Petrokimia Gresik, Nugroho Christijanto, di Gresik, Selasa.

Nugroho mengaku bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional 12 Juli 2016, Petrokimia juga berkomitmen  terus membina koperasii seperti yang saat ini sedang dikembangkan. 

Pembinaan yang dilakukan, kata Nugroho antara lain membantu pendirian koperasi, modal kerja, peralatan kerja, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, motivasi, serta memberikan sejumlah pekerjaan kepada koperasi mereka sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Kemudian, melalui pengalaman tersebut, anggota koperasi yang ada mulai melebarkan sayap dengan menggarap sejumlah pekerjaan dari perusahaan/instansi, seperti PT Petrokimia Gresik, PT Petrokimia Kayaku, PT Smelting, PT Oxo Nusantara, PT Petro Jordan Abadi, Pemkab Gresik, Polres Gresik. 

"Bahkan Koperasi Cinta Indonesia dari Ngipik juga pernah menggarap pekerjaan dari Pemkab Lumajang," katanya.

Nugroho mengatakan, sejak tahun 2013 Petrokimia telah membina dari nol empat koperasi di empat desa/kelurahan di Gresik, dan kini koperasi tersebut telah mandiri dan beromzet puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulannya.

Seperti Koperasi Tunas Harapan di Tlogopojok yang bergerak di bidang jasa tenaga kerja, pembuatan kain majun, plat nomor, dan pagar yang kini beromzet rata-rata Rp15 juta per bulan. 

Berikutnya, Koperasi Pemuda Gangsar di Roomo yang dibina sejak 2014, dan bergerak di bidang jasa tenaga kerja dan katering dengan omzet bisa mencapai Rp200 juta per bulan.

Kemudian, Koperasi Cinta Indonesia di Ngipik yang dibina sejak 2015 dan bergerak di bidang konveksi, digital printing, sablon, dan periklanan dengan omzet mencapai Rp29 juta per bulan. 

"Terakhir, Koperasi Mitra Jaya di Lumpur yang dibina sejak 2015 dan bergerak pada bidang tenaga kerja, katering, konveksi, jualan pulsa, serta jasa pengurusan pajak, dengan omzet berkisar Rp40 juta per bulan," katanya.

Sementara itu, salah satu anggota Koperasi Tunas Harapan Amin (32) warga Tlogopojok mengaku adanya koperasi telah membawa sejumlah perubahan dan telah dirasakanya.

"Yang saya rasakan saat ini adanya perubahan citra di desa, yaitu menjadi desa dengan citra yang jauh lebih baik. Dan sejak ada koperasi ini saya bersyukur karena desa kami mulai dikenal secara positif dan kami dipercaya untuk bisa memperkerjakan orang-orang kami di perusahaan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Fery (32), pendiri dan ketua Koperasi Cinta Indonesia Ngipik, dan Yusub (32), pengurus Koperasi Pemuda Gangsar Roomo. Mereka menyatakan bahwa koperasinya saat ini sudah mulai bisa mandiri berkat berbagai pelatihan pengembangan keterampilan (hard skill) dan personal (soft skill) yang diberikan oleh PG. 

Berangkat dari kemandirian ini, Fery bertekad untuk mengembangkan usaha di koperasinya masing-masing. Namun, mereka masih membutuhkan sejumlah hal penting seperti sarana dan prasarana, modal kerja, serta pelatihan yang bersifat manajerial.

"Masih perlu pelatihan lanjutan mengenai administrasi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia,” ujar Yusub, lulusan S1 yang lebih memilih mengabdi di Koperasi Pemuda Gangsar Roomo.

Kedepan, Yusub dan sejumlah anggota koperasi berharap dapat semakin maju dan berkembang sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih banyak lagi bagi masyarakat di desanya. 

"Ya, dari 'nothing to something' lah, Mas,” ucapnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016