Surabaya (Antara Jatim) - Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan dibekali pelatihan antiterorisme bekerja sama dengan Polda Jatim untuk mengantisipasi sekaligus mencegah bahaya kekerasan dan radikalisme.
"Satpol PP perlu dilatih terkait keamanan untuk mengantisipasi segala bentuk yang dinilai mencurigakan," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Kantor Gubernur di Surabaya, Senin.
Menurut dia, sesuai standar keamanan bahwa personel harus mengerti tentang bagaimana perilaku yang dianggap oleh ahli mencurigakan itu seperti apa.
Selain itu, pembekalan pelatihan juga untuk meningkatkan keamanan Wilayah Jawa Timur, terlebih saat ini para teroris telah berani menyerang wilayah kerja aparat keamanan.
"Seperti di Solo, itu bukan masalah bom bunuh dirinya, tapi pesan mereka sudah bisa masuk ke lingkaran pengamanan," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengaku bersama Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf berdiskusi dengan pimpinan Tim Densus 88/Antiteror Mabes Polri selama tiga jam, khusus membicarakan persoalan antiterorisme di Jatim.
"Antisipasinya sudah mateng semua, tapi tidak bisa menceritakan detilnya. Kami sudah melakukan diskusi dengan Densus terkait langkah yang harus dilakukan dan titik wajib dijaga," katanya.
Di sisi lain, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku menerima informasi bahwa saat ini Tim Densus 88/Antiteror Mabes Polri tengah memantau puluhan orang yang diduga terlibat terorisme di sejumlah daerah di provinsi itu.
Tidak hanya memantau dari jauh, kata dia, tim yang khusus menangani kasus terorisme itu cukup ketat mengawasinya, bahkan menjadi perhatian khusus.
Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, sejumlah orang yang diduga terlibat gerakan radikalisme saat ini tidak hanya berasal dari jaringan lama, namun beberapa di antaranya orang baru. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016