Surabaya (Antara Jatim) - Warga Dupak Kota Surabaya meminta kawasan sekitar rel kereta api (KA) Pasar Turi dipagari menyusul maraknya aksi penggusuran terhadap warga yang tinggal di bantaran rel setempat.
    
Anggota Komisi A bidang Hukum dan pemerintahan DPRD Kota Surabaya Budi Leksono, di Surabaya, Selasa, mengatakan pada saat melakukan reses di kawasan Dupak beberapa hari lalu, pihaknya mendapat masukan banyak dari warga setempat.
    
"Salah satu usulan adanya usulan agar dibangun pagar sepanjang 2 meter dari rel. Ini dimaksudkan agar masyarakat tidak panik pada saat ada penggusuran," katanya.
    
Selama ini, lanjut dia, klaim dari PT KA karena lahan di sekitar rel mau digunakan untuk pergudangan. Ini yang membuat warga resah jika sewaktu-waktu akan diusir dari lokasi tempat tinggalnya selama ini.
    
Selain itu, Forum Warga Pinggil Rel (Forwapel) Kota Surabaya sempat meminta penggusuran warga pinggir rel oleh PT KA untuk digagalkan. Alasan PT KA bahwa ini merupakan program nasional guna pengembangan dan optimalisasi perkeretaapian nasional.
    
"Semestinya pihak PT KA tidak menafikan keberadaan warga yang puluhan tahun tinggal di pinggir rel dan faktanya mereka tidak memiliki tempat lain selain di sana," ujar Budi Leksono.
    
Rencana penggusuran perumahan yang ada di sekitar jalur kereta api nantinya meliputi enam kecamatan di Kota Pahlawan, yakni Bubutan, Krembangan, Pabean Cantikan, Kapasari, Sidotopo dan Simokerto.
    
Sementara itu, jumlah bangunan yang akan dibongkar sekitar 3.312 bangunan. Dengan rincian Sidotopo-Kalimas hingga Pasar Turi 1.225 rumah, Surabaya Kota-Pasar Turi 275 rumah, Surabaya-Sidoarjo 191 rumah. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016