Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah penjahit yang melayani jasa vermak jeans/pakaian bekas layak pakai di sentra vermak jeans "kaki lima" Kota Tulungagung, Jawa Timur mengaku omzetnya meningkat sekitar 75 persen selama Ramadhan atau jelang Lebaran 2016.
    
"Alhamdulillah, sepekan terakhir ada saja yang datang untuk memperbaiki pakaian untuk Lebaran," kata Handoko (55), salah seorang penjahit vermak jeans di kawasan Ceplok Piring, Kota Tulungagung, Selasa.
    
Ia tidak merinci rata-rata jumlah pakaian yang dia vermak tiap harinya selama Ramadhan.
    
Namun jika mengacu volume omzet jasa harian, Handoko mengaku meningkat dari biasanya berkisar Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per hari menjadi rata-rata Rp75 ribu.
    
"Tergantung jam operasionalnya juga. Kalau sama lembur, pulang hingga sore bisa sampai Rp100 ribu per hari. Jika setengah hari ya sekitar Rp75 ribu itu," ujarnya.
    
Pengakuan kurang lebih sama disampaikan penjahit vermak jeans/baju lain, Eko Sugianto yang membuka usaha tak jauh dari Handoko.
    
Eko mengatakan, rata-rata pelanggan datang untuk memperbaiki/memotong ujung celana jeans yang terlalu panjang, atau memperbaiki baju/pakaian yang rusak karena sobek dan sebagainya.
    
"Ada juga celana baru beli divermak ke sini karena terlalu panjang atau ukuran pinggang yang kedodoran sehingga minta dikecilkan," kata Eko.
    
Sama seperti halnya Handoko, Eko mengaku omzetnya sepekan terakhir naik sekitar 50 persen dibanding sebelum puasa.
    
"Trennya akan terus meningkat hingga H-2 Lebaran," ujarnya.
    
Handoko dan Eko tidak membuka usaha vermak jeans sendirian. Di blok kawasan yang sama, lingkungan Ceplok Piring, puluhan penjahit "kaki lima" membuka usaha jasa yang sama di sisi jalan yang telah diberi ruang khusus dan tersentral oleh pemerintah daerah setempat.
    
Menurut Handoko, saat ini total penjahit vermak jeans atau pakaian bekas yang masih bertahan membuka usaha di lokasi yang sama ataupun sekitarnya masih sekitar 50-an unit.
    
"Dulu kami membuka usaha di kawasan ceplok Piring sebelah utara sana, namun kemudian dilokalisir oleh pemda di sini karena alasan penataan kawasan," tuturnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016