Malang (Antara Jatim) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang Indra Kresna mengimbau agar masyarakat mewaspadai lembaga pembiayaan pemberangkatan umrah ke Tanah Suci dengan biaya murah karena tidak menutup kemungkinan lembaga tersebut abal-abal.

"Walaupun modus pembiayaan umrah murah dan abal-abal ini belum ditemukan di wilayah Malang, lembaga seperti ini harus diwaspadai dan cukup mengkhawatirkan karena berkaitan dengan agama. Lembaga pembiayaan untuk umrah ini sudah ada di Surabaya dan Malang harus mengantisipasi," katanya di Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Indra memaparkan modus operasi lembaga ini mirip sekali dengan sistem Multi Level Marketing (MLM) dengan model downline. Misalnya salah satu nasabah bisa mendapat kesempatan umroh gratis jika mendapat 10 orang untuk daftar ke lembaga itu, dengan membayar biaya lebih rendah dari biaya (harga) umroh yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayarkan.

Ia mencontohkan jika saat ini rata-rata biaya umroh sebesar Rp30 juta, satu orang anggota harus mencari 10 orang anggota baru yang nanti harus setor ke lembaga itu masing-masing sebesar Rp3 juta, dan nasabah lainnya juga harus cari orang lagi agar bisa anggota yang di atasnya bisa berangkat. Cara seperti ini ini namanya bekerja dengan sistem downline.

Oleh karena itu, lanjutnya, saat ini OJK sedang sedang intensif berkoordinasi dengan perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk mengantisipasi masalah ini dengan mengeluarkan fatwa ataupun sejenisnya. "Lembaga umroh abal-abal ini cukup rawan dan menyesatkan. Alhamdulillah sampai saat ini di Malang belum ada dan ini harus kita waspadai dan antisipasi,” urainya.

Pada kesempatan itu Indra berpesan jika ada lembaga yang menawarkan kepada masyarakat bisa memberangkatkan umroh dengan membayar uang jauh lebih murah dari harga untuk biaya umroh sebenarnya serta diwajibkan mencari nasabah lainnya, bisa diindikasikan hal itu merupakan lembaga abal-abal.

"Kami berharap masyarakat ekstra hati-hati dengan kondisi yang berkembang, sebab indikasi seperti ini bisa saja sebuah penipuan dengan kedok umrah. Tidak mungkin kita bisa berangkat umrah ke Tanah Suci dengan biaya Rp3 juta," ujarnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016