Surabaya (Antara Jatim) - Musim arus mudik untuk bersilaturahim dengan sanak, kerabat dan tetangga di kampung halaman dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah tinggal menghitung hari.

Tidak hanya melintas antarkota dan provinsi, namun menyeberangi pulau-pulau di Tanah Air akan dilakukan demi merayakan Hari Kemenangan bersama handai tolan yang disayangi.

Berbagai aktivitas dan fasilitas dari pemerintah terus diberikan demi keamanan, kenyamanan dan kelancara pemudik yang setiap tahunnya mencapai jutaan orang di Indonesia.

Petugas dari beberapa bidang, khususnya yang berkaitan dengan mudik, dikerahkan dan "terpaksa" tak turut berkumpul bersama keluarga di hari istimewa nantinya.

Ya, pemerintah dengan tegas melarang petugas tertentu untuk libur, atau sekadar mengambil jatah cuti demi terciptanya pelayanan yang baik dan nyaman.

Semisal di Jawa Timur, yang dengan tegasnya, Sekretaris Daerah Provinsi Akhmad Sukardi melarang seluruh pegawai Dinas Perhubungan mengambil cuti dan libur Lebaran agar mampu memberikan layanan maksimal kepada masyarakat saat musim arus mudik dan balik 2016.

"Seluruh pegawai dan jajaran Dinas Perhubungan tidak boleh mengambil cuti karena harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat," ujarnya.

Dengan tidak liburnya pegawai Dinas Perhubungan, pihaknya meminta seluruh jajaran yang bertugas di lapangan untuk ikhlas bekerja karena ini merupakan pengabdian yang luar biasa.

"Di saat orang lain sedang berkumpul dan bersilaturahim dengan keluarganya, tapi petugas Dinas Perhubungan harus mengatur arus lalu lintas agar tidak macet. Ini adalah perjuangan luar biasa," ucapnya.

Ketegasan Pemprov Jatim diamini oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi yang memang menyampaikan agar PNS tidak mengambil cuti usai libur Hari Raya Idul Fitri agar pelayanan publik berjalan optimal.

"PNS telah mendapat libur yang cukup panjang yakni selama delapan hari pada 3-10 Juli 2016, termasuk empat hari cuti bersama. Kami mengimbau kepada seluruh PNS tidak ambil jatah cuti tahunan, yang digabungkan dengan cuti bersama Lebaran," katanya saat berada di Banyuwangi akhir pekan ini.

Apabila PNS libur dalam waktu lama, lanjut dia, maka pelayanan publik bisa terganggu karena dapat dipastikan saat masuk kerja pada hari efektif 11 Juli 2016 akan banyak warga yang membutuhkan pelayanan publik yang tertunda selama libur Lebaran.

"Saya meminta kepada pejabat pembina kepegawaian untuk tidak memberikan cuti kepada PNS yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Ini semua agar masyarakat tetap bisa mendapatkan pelayanan prima," kata alumnus Universitas Indonesia itu.

Ia juga meminta kepada gubernur, bupati/wali kota untuk tidak memberikan cuti kepada pegawai di daerahnya, kecuali PNS di bagian imigrasi, bea cukai atau petugas lainnya yang saat Lebaran tetap bekerja atau lembur sehingga boleh cuti.

Tidak hanya PNS di bidang terkait, berbagai fasilitas penunjang lainnya juga menjadi perhatian serius dari pemerintah demi kenyamanan dan kelancaran pemudik, salah satunya penyiagaan alat berat di titik-titik tertentu.

"Kami menyiagakan alat-alat berat di beberapa titik untuk membantu kelancaran arus mudik selama 24 jam, khususnya di daerah rawan bencana tanah longsor dan banjir," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Supaad.

Sejumlah alat berat yang disiapkan antara lain krane, buldoser, wheel loader dan alat-alat berat lainnya.

Alat-alat berat tersebut disediakan di 12 daerah yaitu Surabaya, Jember, Malang, Mojokerto, Bangkalan, Pamekasan, Probolinggo, Banyuwangi, Kediri, Pacitan, Madiun dan Bojonegoro.

"Selain alat berat, petugas perbaikan dan perawatan jalan juga disiagakan. Tapi secara umum jalan-jalan di Jatim siap digunakan mudik," katanya.

Titik Macet Jatim
Tidak hanya pemetaan lokasi rawan bencana, Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan juga menetapkan 12 titik lokasi rawan kemacetan dan meminta pengendara mewaspadainya dengan mencari jalur alternatif yang sudah disiapkan.

Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya mengimbau kepada calon pemudik untuk berangkat lebih awal sehingga tidak terjadi penumpukan dan kemacetan terurai.

Kendati demikian, pihaknya tetap menempatkan petugas di titik-titik yang menjadi lokasi rawan macet selama 24 jam, serta berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait.

"Kami tetap membahas dan bersinergi untuk mengantisipasi kemacetan yang akan terjadi, terlebih ini merupakan kejadian setiap tahunnya," katanya.

Mantan Penjabat Bupati Lamongan itu menjelaskan, ke-12 lokasi rawan macet ini menyebar diberbagai wilayah Jatim, baik di jalur Madura, jalur tengah dan timur.

Sejumlah lokasi di Madura yang menjadi langganan macet adalah di Pasar Tanah Merah dan Pasar Blegah, Kabupaten Bangkalan.‎

Di Sidoarjo, lokasi rawan macet berada di simpang Medaeng-Kletek Sidoarjo, kemudian di Malang Raya antara lain di kawasan Pandaan-Purwosari-Lawang-Singosari-Malang hingga Kepanjen.

"Di daerah Karanglo, Kota Batu, juga rawan terjadi macet. Apalagi saat usai salat Id, biasanya kunjungan ke objek-objek wisata yang menjadi sasaran kunjungan," tuturnya.

Di jalur Pasuruan hingga Probolinggo juga terdapat titik rawan, yaitu di Nguling dan Pasar Ranuyoso, sedangkan jalur Surabaya sampai Tuban, daerah rawan macet terjadi di perempatan Duduk Sampeyan dan Pasar Babat.

"Kalau di jalur Pantai Utara Jatim, tidak ada lokasi rawan kemacetan yang perlu diwaspadai," katanya.

Kemudian dari Jombang hingga Ngawi, lanjut dia, jalur ini yang harus diwaspadai karena banyak titik rawan kemacetan yang cukup panjang.

"Jalur yang rawan macet itu yakni simpang 4 Kenanten, simpang 3 Mengkreng dan jalur Guyangan-Bagor-Saradan-Caruban," imbuhnya.

Sebagai salah satu alternatif, pengendara dari Surabaya ke Ngawi diimbau menggunakan jalur Surabaya-Gresik-Lamongan-Bojonegoro-Ngawi.

Sementara itu, khusus di jalan nasional sepanjang 90 kilometer mulai dari Mengkreng, Kediri hingga Jarakan, Trenggalek, mulai diperbaiki dan ditarget selesai maksimal H-7 Lebaran.

Perbaikan dikonsentrasikan di area badan jalan aspal yang mengelupas, berlubang, retak serta tidak rata sehingga mengganggu kenyamanan lalu lintas.


Posko Istirahat
Pada jalur lintas provinsi, terutama di Ngawi-Solo, Polres Ngawi membangun tempat istirahat atau "rest area" yang dapat digunakan untuk beristirahat oleh para pemudik.

"Lokasi posko/tempat istirahat berada di kawasan hutan jati milik Perum Perhutani KPH Ngawi, tepatnya di Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Ngawi," kata Kapolres Ngawi AKBP Suryo Sudarmadi.

Menurut dia, keberadaan posko istirahat di jalur Ngawi-Solo sangat penting karena jalur tersebut cukup padat dan atas pertimbangan faktor psikologi para pengguna jalan, terlebih pengemudi yang biasanya mengalami puncak kejenuhan saat berkendara.

Nantinya, kata dia, posko istirahat dibangun di sisi kiri jalan, dengan asumsi menyambut para pemudik dari arah barat Ngawi seperti dari daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Di posko tersebut, pemudik bisa menggunakan sejumlah fasilitas pendukung, seperti tempat salat, kantin, area bermain anak, toilet, tempat untuk tiduran, dan fasilitas pijat.

"Tempat istirahat di lokasi itu akan disediakan mulai H-7 hingga H+7 masa angkutan lebaran berlangsung," katanya.

Selain itu pihaknya juga mendirikan pos pengamanan tambahan di samping pos polisi yang ada di sepanjang jalur mudik Ngawi-Solo.

Upaya mengantisipasi kecelakaan itu didukung Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji yang  meminta pemudik beristirahat sejenak di Tuban dan Ngawi.
    
"Pemudik dari bagian barat kalau masuk Jatim dalam kondisi mengantuk, dipersilakan istirahat dulu, bisa di Ngawi atau Tuban di posko yang telah disiapkan," katanya.

Menghadapi arus mudik lebaran tahun ini, menurut dia, untuk pengamanannya sudah dikoordinasikan dengan Polda lain di Pulau Jawa.

"Kami sudah menggelar rapat di Jakarta dalam pengamanan arus mudik di sepanjang jalur Jawa Barat, Jawa Tengah, pada Lebaran tahun ini," katanya.
    
Ia menilai di sepanjang jalan raya yang dilalui pemudik mulai Jawa Barat, Jawa Tengah sampai Jawa Timur, dalam kondisi normal, meski masih ada jalan yang "nggronjal-nggronjal" (bergelombang).

"Tapi tidak seperti kolam renang seperti Lebaran tahun lalu," kata jenderal dua bintang tersebut.

Orang nomor satu di kepolisian Jatim itu meminta jajarannya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, terutama selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Tugas polisi yaitu mengayomi dan bisa meredam masyarakat untuk tidak berperilaku jahat," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016