Surabaya (Antara Jatim) - Politisi asal Partai NasDem Hasan Aminuddin memastikan tak akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur dari jalur perseorangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.

"Saya ini dibesarkan dari partai dan seorang kader, jadi tidak mungkin saya maju kalau dari jalur perseorangan," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu malam.

Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut mengakui namanya disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang akan maju sebagai calon orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Timur periode 2019-2024.

Namun, kata dia, saat ini dirinya masih memantau perkembangan politik di Jatim untuk memutuskan maju atau tidak dengan cara melakukan pendekatan ke masyarakat secara kultural dan dicalonkan dari partai politik.

"Istilahnya, saya masih mengukur baju, manakala baju gubernur cukup yah saya teruskan tapi jika tidak yah bisa jadi juga cawagub," katanya.

Kendati demikian, mantan Bupati Probolinggo dua periode tersebut mengaku tidak serta merta menerima tawaran sebagai cawagub jika tokoh yang akan dipasangkan dengan dirinya tidak menjual, baik secara popularitas, kredibilitas maupun akseptabilitas.

"Saya akan lihat dulu siapa? Sebab saya tak mau jadi badut politik di Jatim," kata mantan ketua DPW Partai NasDem Jatim tersebut.

Jika nantinya maju dan mendapat restu, lanjut dia, partainya akan berkoalisi dengan partai lain karena hanya bermodal empat kursi dari minimal 20 kursi di DPRD Jatim.

"Partai NasDem masih butuh 16 kursi lagi sehingga pasti berkoalisi. Tapi dengan partai mana belum dibahas sama sekali karena komunikasi mengarah ke sana belum dibahas," katanya.

Sementara itu, Hasan Aminuddin mengaku bangga dengan nama-nama yang muncul sebagai kandidat Gubernur Jatim pengganti Soekarwo karena mayoritas mewakili Nahdlatul Ulama, seperti Saifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa maupun Abdul Halim Iskandar. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016