Malang (Antara Jatim) - Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali meraih status akreditasi A (sangat baik) hingga 2021 dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sesuai surat ketetapan nomor 0493/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2016.

"Dengan diraihnya kembali akreditasi A ini, artinya selama sepuluh tahun berturut-turut Prodi Psikologi UMM pada posisi sangat baik. Meski sama-sama bernilai A, kali ini ada kenaikan angka skor. Artinya Psikologi UMM sudah jauh lebih baik dibanding lima tahun lalu," kata Ketua Program Studi Psikologi UMM, Yuni Nurhamida di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Menurut dia, psikologi UMM memiliki keunggulan yang memungkinkan lulusannya langsung siap kerja meski tidak melanjutkan ke program profesi, sebab prodi ini menerapkan psikologi terapan yang memberikan tidak hanya pengetahuan tapi juga keterampilan melakukan intervensi psikologi nonklinis pada ranah individu, kelompok, organisasi, dan komunitas.

Jadi, lanjutnya, meski tidak melanjutkan ke program profesi, lulusan psikologi UMM siap kerja dalam berbagai area sesuai batasan kode etik psikologi.

Selain itu, lanjutnya, Psikologi UMM berupaya menerjemahkan visi Muhammadiyah yang berpihak pada kelompok marginal yang dilakukan dengan cara praktikum dan pengabdian pada individu berkebutuhan khusus, sekolah inklusi, anak-anak panti asuhan, komunitas, serta masyarakat yang kurang memiliki akses pada perguruan tinggi. "Kami ingin membumikan teori dalam realitas ke-Indonesiaan," urai Yuni.

Sampai saat ini, katanya, UMM merupakan kampus swasta yang secara kontinyu menaikkan status akreditasi prodinya karena secara institusi sudah terakreditasi A. Saat ini UMM lebih menfokuskan pada kenaikan akreditasi prodi-prodi, tak hanya untuk tingkat nasional tetapi juga global.

Sementara itu, Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin mengatakan saat ini pihaknya sedang menyiapkan akreditasi tingkat internasional. Untuk tahap awal, prodi yang sudah terakreditasi A akan menjadi pilot project.

"Seluruh Ketua prodi sudah diberi kesempatan untuk mencari 'benchmark' di luar negeri sebagai rujukan awal melangkah ke pengakuan internasional," urainya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016