Istambul (Antara) - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas penembakan massal di sebuah klub gay di Orlando pada Minggu waktu setempat yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Kelompok ISIS mengklaim serangan itu dalam laporan di kantor berita resminya Amaq, meskipun pesan itu tanpa menyebut atribut sumber, demikian Time melaporkan, Senin dinihari.
Klaim itu datang setelah para pejabat penegak hukum seperti dikutip banyak media dunia mengatakan bahwa tersangka penembakan, Omar Mateen, menelpon ke panggilan darurat 911 sebelum melakukan penembakan dan bersumpah setia kepada ISIS.
Laporan tersebut memang belum bisa segera dikonfirmasi, namun deklarasi seperti kesetiaan telah menjadi ciri khas dari serangan terakhir oleh para simpatisan ISIS, termasuk penembakan San Bernardino pada Desember tahun lalu.
Klaim menggarisbawahi pola dimana ISIS berusaha untuk menginspirasi pengikutnya untuk melakukan serangan baik dengan atau tanpa dukungan kelompok itu, dan kemudian mengklaim bertanggungjawab setelah serangan terjadi.
Penembakan massal di klub malam Pulse pada hari Minggu terjadi beberapa minggu setelah seorang pejabat ISIS mengeluarkan seruan untuk serangan di seluruh dunia selama bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada 6 Juni.
Dalam sebuah rekaman audio yang dirilis pada 22 Mei, juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani menyerukan "satu bulan bencana di mana-mana untuk non-Muslim," katanya mengungkapkan bahwa "terutama untuk para pejuang dan pendukung khalifah di Eropa dan Amerika. "
Pria kelahiran Amerika yang dilaporkan berasal dari Fort Pierce, Florida, Omar Mateen, membawa senjata masuk ke klub Pulse dan menembaki orang-orang di dalamnya.
Sedikitnya 50 orang tewas dan 53 lainnya terluka dalam serangan yang mengerikan itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kelompok ISIS mengklaim serangan itu dalam laporan di kantor berita resminya Amaq, meskipun pesan itu tanpa menyebut atribut sumber, demikian Time melaporkan, Senin dinihari.
Klaim itu datang setelah para pejabat penegak hukum seperti dikutip banyak media dunia mengatakan bahwa tersangka penembakan, Omar Mateen, menelpon ke panggilan darurat 911 sebelum melakukan penembakan dan bersumpah setia kepada ISIS.
Laporan tersebut memang belum bisa segera dikonfirmasi, namun deklarasi seperti kesetiaan telah menjadi ciri khas dari serangan terakhir oleh para simpatisan ISIS, termasuk penembakan San Bernardino pada Desember tahun lalu.
Klaim menggarisbawahi pola dimana ISIS berusaha untuk menginspirasi pengikutnya untuk melakukan serangan baik dengan atau tanpa dukungan kelompok itu, dan kemudian mengklaim bertanggungjawab setelah serangan terjadi.
Penembakan massal di klub malam Pulse pada hari Minggu terjadi beberapa minggu setelah seorang pejabat ISIS mengeluarkan seruan untuk serangan di seluruh dunia selama bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada 6 Juni.
Dalam sebuah rekaman audio yang dirilis pada 22 Mei, juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani menyerukan "satu bulan bencana di mana-mana untuk non-Muslim," katanya mengungkapkan bahwa "terutama untuk para pejuang dan pendukung khalifah di Eropa dan Amerika. "
Pria kelahiran Amerika yang dilaporkan berasal dari Fort Pierce, Florida, Omar Mateen, membawa senjata masuk ke klub Pulse dan menembaki orang-orang di dalamnya.
Sedikitnya 50 orang tewas dan 53 lainnya terluka dalam serangan yang mengerikan itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016