Jember - Menunggu waktu berbuka puasa terkadang menjemukan, apalagi tidak ada kegiatan yang dilakukan dalam mengisi waktu senggang tersebut, sehingga akan terasa lama sekali dan membosankan. 

Mungkin tidak ada salahnya untuk berjalan-jalan dan singgah sejenak di sebuah masjid unik yang memiliki arsitektur bernuansa Tionghoa yang sangat kental yakni di Masjid Muhammad Cheng Ho yang berada di Jalan Hayam Wuruk, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Tidak sulit untuk menemukan masjid yang diresmikan mantan Bupati Jember MZA Djalal pada September 2015 itu karena lokasinya berada di belakang Kantor Kelurahan Sempursari, Kecamatan Kaliwates yang memiliki lahan parkir yang sangat luas.

Masjid tersebut dibangun untuk menghormati Laksamana Cheng Ho dari Kerajaan Dinasti Ming yang melakukan ekspedisi ke beberapa belahan dunia untuk melakukan perdagangan rempah-rempah dan kain sutra maupun misi damai sambil menyebarkan agama Islam melalui jalur laut.

Suasana Masjid Cheng Ho yang biasanya sepi pada sore hari, kini menjadi ramai selama Ramadhan karena ada kegiatan keagamaan yang dilakukan di sana seperti belajar mengaji untuk warga keturunan Tionghoa dan masyarakat umum.

Takmir Masjid Cheng Ho Iman Syah mengatakan selama Ramadhan kegiatan belajar mengaji dilakukan setiap hari yakni setelah menjalankan ibadah shalat Ashar hingga menjelang berbuka puasa dengan diikuti oleh warga keturunan Tionghoa dan masyarakat umum yang ingin belajar mengaji.

"Selama Ramadhan, kegiatan belajar mengaji lebih diperbanyak waktunya yakni setelah menunaikan ibadah shalat Ashar hingga menjelang buka puasa dan dilanjutkan lagi dengan melakukan tadarus bagi mereka yang sudah lancar mengajinya, setelah shalat tarawih," katanya.

Bahkan Pengurus Masjid Cheng Ho membuka "Program Bisa Ngaji Sebelum Lebaran" secara gratis yang dimulai sejak 12 Juni 2016 sehingga aktivitas di masjid yang didominasi warna merah itu cukup menarik untuk diikuti saat ngabuburit.

"Program mengaji itu dilakukan dengan metode Tajdied yang diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin belajar mengaji di Masjid Cheng Ho. Kegiatan itu gratis, namun terbatas hanya untuk 50 peserta," tuturnya.

Sementara pendiri Masjid Cheng Ho yang juga pengurus Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jember Muhammad Law Song Tjai mengatakan Bupati Jember Faida menginginkan Masjid Cheng Ho sebagai destinasi wisata edukasi dan religi di Kabupaten Jember.

"Pembangunan Masjid Cheng Ho saat ini belum selesai 100 persen karena terkendala biaya, sehingga beberapa ornamen dan prasasti berbahasa Tiongkok, Mandarin, Indonesia, dan Inggris belum selesai dibangun," tuturnya.

Di masjid yang mirip klenteng itu juga ada perpustakaan yang merupakan hibah dari Konsulat Jenderal Tiongkok di Surabaya, sehingga pengunjung bisa membaca berbagai buku tentang sejarah Islam, sejarah ajaran Taoisme, sejarah Laksamana Cheng Ho, dan buku lainnya yang berkaitan dengan Islam dan perjalanan Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam.

Corak masjid tersebut banyak didominasi warna merah, kuning, hijau, dan dihiasi sejumlah ornamen Tiongkok Lama dengan memiliki sejumlah makna di tiap sudut bangunan yang memiliki arti.

"Misalnya bangunan berukuran 11 x 9 meter itu, angka 11 memiliki arti bahwa ukuran Kabah saat dibangun, sedangkan angka 9 sebagai lambang Wali Songo yang sangat berjasa besar dalam siar dakwah Islam di Pulau Jawa," ujarnya.

Menara atau pagoda yang berada di sisi masjid mempunyai segi delapan dengan ketinggian lima lantai yang berbentuk klenteng, serta didominasi warna merah.

Delapan sudut menara itu memiliki makna keberuntungan karena angka 8 dalam kepercayaan warga keturunan Tionghoa adalah keberuntungan, dan pagoda bertingkat lima memiliki arti Pancasila atau shalat lima waktu.

Masjid Cheng Ho di Kabupaten Jember adalah masjid  Cheng Ho ke-8 dari 13 Masjid Cheng Ho di seluruh Indonesia, sehingga masjid tersebut sebagai wadah berkumpulnya mualaf Tionghoa untuk menimba ilmu agama Islam.

Nah, bagi anda yang kebetulan singgah di Jember saat Ramadhan bisa ngabuburit ke Masjid Cheng Ho baik untuk belajar mengaji, membaca buku, atau sekedar melihat bangunan masjid sambil berfoto selfie  dengan pemandangan masjid unik nan apik itu.

Namun, perlu diperhatikan oleh pengunjung yang ngabuburit, agar menjaga norma-norma agama dan kesopanan selama di Masjid Cheng Ho karena destinasi wisata religi itu merupakan salah satu tempat ibadah yang harus dihormati.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016