Surabaya (Antara Jatim) - Pakar dan peneliti terorisme dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Prof Akh Muzakki MAg, Grand Dipl SEA, MPhil, PhD, menduga aksi tiga terduga teroris pada beberapa lokasi berbeda di Surabaya hanya ingin menunjukkan eksistensi dan melakukan tes kemampuan aparat keamanan.

"Saya kira, mereka merupakan bagian dari jaringan lama, meski ada beberapa pemain baru, tapi mereka hanya ingin menunjukkan eksistensi sambil mengetes kemampuan aparat keamanan," kata alumnus magister dan doktoral di The Australian National University (ANU) Canberra, Australia itu di Surabaya, Kamis.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi penggerebekan tiga lokasi terduga teroris di Surabaya yang dilakukan Densus 88/Antiteror pada 8 Juni 2016 yakni Lebak Timur 3D (tempat kos), Jalan Kalianak (warung), dan Lebak Agung (tempat kos). Dari ketiga lokasi, Tim Densus 88 menangkap tiga terduga teroris, yakni Pur, Fn dan Brn.

Menurut Guru besar Sosiologi Pendidikan yang juga Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu, tujuan itu juga berkorelasi dengan target sasaran yang ingin dibom yakni public space (ruang publik) yang memang mengundang perhatian banyak orang, sehingga publik akan melihat bahwa mereka masih eksis.

"Kalau mengebom masjid pasti akan dihujat banyak orang dan menurunkan citra mereka, tapi kalau mal atau pusat perbelanjaan pasti akan mengagetkan publik dan aparat. Itu sama dengan ancaman para teroris itu pada awal Natal dan Tahun Baru. Mereka ingin menguji aparat dan menunjukkan eksistensi," katanya.

Oleh karena itu, ia menyarankan aparat dan masyarakat untuk tetap waspada, karena mereka selalu mencari celah kelengahan seseorang. "Misalnya, Natal dan Tahun Baru itu dimanfaatkan karena aparat pasti lengah karena fokus pada pengamanan tempat ibadah, sedangkan saat Ramadhan pasti fokus pada pengamanan untuk ketersediaan sembako," katanya.

Tentang kaitan sebagain terduga teroris dengan jaringan teroris ISIS, guru besar termuda di UINSA itu menilai kemungkinan keterkaitan itu tak lebih dari identifikasi mereka dengan kekuatan teroris yang mendunia itu, namun mungkin saja mereka terpisah dengan kelompok ISIS dan hanya memanfaatkan ISIS untuk kepentingannya.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP ArgoYuwono menegaskan bahwa motif tiga terduga teroris yang digerebek Tim Densus 88/Antiteror di Surabaya itu masih didalami Mabes Polri.

"Kalau masih proses pemeriksaan, apalagi penangkapan masih baru, ya motifnya nggak mungkin ketemu. Jadi, kalau baru ditangkap, lalu disebut mau mengebom mall atau pos polisi itu siapa yang bilang," katanya.

Namun, katanya, aparat kepolisian akan meningkatkan keamanan di sejumlah titik di Jawa Timur dan tidak hanya di Surabaya. "Patroli-patroli akan terus dilakukan, juga dalam rangka mewaspadai pelaku kriminalitas selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2016," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016