Banyuwangi (Antara Jatim) - Ikatan Keluarga Banyuwangi atau Ikawangi Dewata mendirikan oulet di Denpasar yang memajang berbagai produk hasil kreasi warga kabupaten paling timur di Pulau Jawa itu.
    
Keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi yang diterima di Banyuwangim, Jawa Timur, Minggu menyebutkan, Bupati Abdullah Azwar Anas mengapresiasi inisiatif warganya yang mendirikan outlet di Jalan Mahendradata Selatan No 5 Denpasar, Bali, tersebut.

"Ini bisa menjadi etalase untuk produk-produk Banyuwangi di Bali, sehingga sangat membantu mempromosikan Banywuangi. Tempat ini semoga juga bisa menjadi sekretariat dan tempat berkumpulnya warga Banyuwangi," katanya.

Di outlet itu didijual produk Banyuwangi, seperti kue bagiak dan bolu, keripik buah naga, udeng, kaus, batik, dan produk-produk lainnya.

Anas mengatakan, ‎Ikawangi kini memang terus bertumbuh besar. Selain di Bali, di daerah lain, bahkan di luar negeri juga banyak dan kian besar. Harapan dia, anggota Ikawangi hendaknya jug mulai menggunaan produk lokal Banyuwang untuk menggerakkan ekonomi lokal warga di tanah kelahirannya.

"Ikawangi sangat penting untuk turut mempromosikan Banyuwangi di daerah mereka masing-masing. Saya harap pula, Ikawangi mulai berbelanja produk Banyuwangi pula, anda bisa berbelanja di banyuwangimall.com," kata Anas.

Banyuwangi-mall.com adalah tempat pasar digital yang merupakan situs belanja khusus bagi pelaku UMKM di Kabupaten Banyuwangi.

Sementara Ketua Ikawangi Dewata Bambang Sutiyono mengatakan outlet itu dibangun atas inisiatif dari Ikawangi sendiri. Produk-produk yang dijual di outlet tersebut diambil langsung dari daerah Banyuwangi.

"Ini sebagai upaya untuk membantu agar produk-produk dari UMKM Banyuwangi bisa dipasarkan di Bali. Melihat perkembangan tanah kelahiran kami begitu pesat, maka kami merasa perlu turut andil untuk membantu promosinya," katanya.

Ia menjelaskan Ikawangi merupakan wadah orang-orang yang berhubungan dengan Banyuwangi. Mereka ada yang lahir di Banyuwangi, atau pernah bersekolah di Banyuwangi, dan adayang orang tuanya berdarah BAnyuwangi. Selain itu ada juga yang suami/istrinya berasal dari Banyuwangi, serta mereka yang menaruh perhatian dan cinta pada Banyuwangi.

Ikawangi awalnya ada di Jakarta, pada 1972. Semula paguyuban Ikawangi diawali dengan pemikiran menggalang silaturahim para perantau Banyuwangi yang mencari penghidupan di Jakarta, dan lahirlah Paguyuban Warga Banyuwangi Jakarta Raya yang disingkat Pewangi Jawa. Akhirnya pada 1991 berubah menjadi Ikawangi.

Selain sebagai sarana untuk silaturrahim, Ikawangi yang tersebar di berbagai daerah ini juga melakukan kegiatan sosial.

Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab  Banyuwangi Wiyono mengatakan ikatan emosional para rantau asal Banyuwangi ini sangat kuat.

"Terutama Ikawangi di Taiwan. Mereka jumlahnya mencapai 20.000 orang. Sangat besar di sana. ‎Bahkan mereka saat ini memiliki yayasan yatim piatu, sosial, dan sekolah. Bahkan pada 2011, Ikawangi Taiwan membantu seorang anak dari keluarga miskin di Tampo, Banyuwangi, yang mengalami sakit keras," ujar Wiyono.

Pemkab banyuwangi, katanya,setiap tahun selalu menggelar acara Diaspora Banyuwangi. Acara yang diadakan setiap tiga  hari setelah Lebaran itu mengundang warga banyuwangi yang sedang mudik ke kampung halamannya untuk bersilaturrahim bersama.

Acara itu, katanya, selalu dihadiri oleh Bupati Banyuwangi, dengan suguhan beragam kesenian dan kuliner khas Banyuwangi.

"Ini bentuk penghargaan kami kepada mereka yang telah membawa nama Banyuwangi di luar. Sekaligus untuk mengobati kangen para warga rantau terhadap Banyuwangi,"ujar  Wiyono. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016