Surabaya (Antara Jatim) - Kantor Kelurahan Mulyorejo, Kota Surabaya terendam banjir pascahujan deras yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Pahlawan sejak Senin (30/5) malam hingga Selasa dini hari.
    
"Banjir di Kantor disebabkan karena bangunan Kelurahan Mulyorejo adalah bangunan lama. Lantai kantor memang lebih rendah dibandingkan jalan. Ditambah lagi, di depan ada sungai. Jadi luapan sungai masuk ke perkampungan dan kantor Kelurahan," kata Lurah Mulyorejo Didiet Budhi Putranto saat ditemui wartawan di kantornya.
    
Pantauan Antara hujan deras pada Selasa malam tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah kota terendam. Warga terpaksa berjibaku dengan air karena hingga esok hari tetap menggenang di sejumlah ruas jalan serta perkampungan. Ada juga yang kerja bakti untuk menguras air agar rumahnya tidak terkena genangan air bercampur sampah.
    
Wilayah yang paling parah terendam air adalah Kecamatan Mulyorejo yang berada di kawasan Surabaya Timur. Banjir hampir merata di setiap kelurahan. Seperti di Kelurahan Mulyorejo, aktivitas kelurahan tersebut tidak berjalan normal.
    
Setiap sudut ruangan di kelurahan tersebut terendam banjir hingga setinggi 40 sentimeter. Padahal, hujan lebat mengguyur kota metropolitan ini pada Senin malam. Namun, genangan tersebut tak kunjung surut sampai esok harinya. Meski terendam air, pelayanan publik tetap dilakukan.     

Menurut Didiet pelayanan kepada masyarakat dan dilakukan secara manual.  Ia mengatakan banjir itu sudah diantisipasi pihak kelurahan Mulyorejo dengan cara menyimpan dokumen penting di tempat yang lebih aman.
    
Mereka tidak ingin kejadian serupa terjadi seperti beberapa bulan yang lalu. Selain itu, semua lemari langsung di ganjal menggunakan batako. Sayangnya, ketinggian air tidak bisa diprediksi sehingga satu printer untuk pelayanan pun rusak.
    
Didiet mengaku bahwa semua pegawai kelurahan masih masuk dan melakukan pelayanan ala kadarnya di dalam ruangan masing-masing. Meski dalam kondisi tergenang air, Lurah yang menjabat selama enam tahun ini menginstruksikan kepada bawahannya agar tetap melayani warganya.
    
Ia menjelaskan ketinggian air yang menggenangi Kantor Kelurahan Mulyorejo salah dari prediksinya. Sebab, tahun lalu ketinggian air yang menggenangi kantornya hanya kisaran 20 cm saja.
    
Namun, lanjut dia, kali ini diakuinya paling parah ketimbang tahun lalu. "Ini paling parah karena ketinggian mencapai 40 cm. Dan surutnya juga lama hingga pagi tadi  baru berkurang ketinggiannya," katanya.
    
Menurut Didiet, air dari Surabaya Barat masuk ke laut wilayah Surabaya Timur. "D isini itu tumpuan air dari Barat," ujarnya.
    
Namun, lanjut dia, untuk dokumen-dokumen penting dan surat-surat dipastikan aman tanpa ada yang hanyut dan rusak. Terkait pelayanan, sejak Senin pagi hingga siang sudah ada sekitar 20-an warga yang mengurus kependudukan.
    
"Pelayanan tetap jalan karena listrik masih hidup. Meski listrik mati, kami akan layani secara manual," katanya.
    
Didiet berharap ada peninggian kantor sekitar 50 cm. Namun, menurutnya, juga akan mempertimbangkan tinggi pintu agar tidak terlihat pendek. "Sebab, tahun ini sudah kali keduanya mengalami banjir yang cukup tinggi, dan tahun ini paling parah. Harapan saya ada peninggian kantor biar tidak banjir lagi," katanya.
    
Banjir tidak hanya menggenangi sejumlah ruas jalan, melainkan juga di rumah-rumah penduduk. Seperti yang terjadi di kawasan Mulyorejo Surabaya tepatnya di kanan kiri Kantor Kelurahan. Banjir menggenangi rumah-rumah warga di kawasan tersebut.
    
Tidak hanya saat ini saja, setiap kali turun hujan, rumah warga di kawasan tersebut hampir dipastikan disambangi genangan air. Salah seorang warga Mulyorejo, Sugik, yang mengeluhkan banjir yang selalu datang setiap kali turun hujan. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016