UMM Pertahankan "AKU" Kesembilan Kalinya

 "Kampus lain skornya semakin membaik, semakin mengejar. Ini tandanya persaingan sangat ketat, sehingga UMM harus lebih maju lagi jika ingin tetap mempertahankan gelarnya," katanya di Malang,Jawa Timur.

"Pencapaian ini sebagai landasan untuk bekerja lebih keras. kami tak mau terjebak pada indikator administratif sehingga menurunkan produktivitas. Tidak ada pilihan selain memacu kualitas dan luaran-luaran yang dapat dirasakan masyarakat luas. Intinya hilirisasi menjadi pilihan mutlak bagi kita saat ini," kata Fauzan.

Saat ini, lanjutnya, beberapa hasil riset UMM yang dirasakan oleh masyarakat sudah cukup banyak, seperti riset energi alternatif, ketahanan pangan, dan sebagainya. Untuk itu, pihaknya terus berpacu agar kampus tersebut menjadi inovator yang kemanfaatannya bersentuhan langsung dengan masyarakat luas.

Pengakuan AKU ini, ujarnya, harus mengejawantah dalam bentuk keunggulan-keunggulan yang lebih nyata. Untuk itu, Fauzan mengajak seluruh komponen universitas untuk tidak jumawa, sebaliknya harus terus menjaga marwah prestasi tersebut dengan bekerja keras, cerdas dan ikhlas.

Ia mengatakan, tantangan ke depan, kampus swasta, termasukUMM harus mampu  menunjukkan kualitasnya setelah meraih peringkat secara kuantitatif. "Tentu saja tidak hanya prestasi kuantitatif yang ingin kami raih, tetapi juga kualitatif, bahkan tidak hanya skala nasional, tetapi juga internasional yang lebih baik lagi," ucapnya.

Anugerah Kampus Unggul (AKU) pertama kali dirilis tahun 2008 oleh Kopertis VII, artinya sejak diluncurkan sembilan tahun lalu, UMM selalu meraih yang terbaik atau sembilan tahun berturut-turut. Selain kategori universitas, penghargaan juga diberikan kepada institusi dan akademisi, serta sekolah tinggi.

Penyerahan penghargaan sebagai kampus terunggul di wilayah Kopertis VII Jatim itu dilakukan, Kamis (26/5), di sela acara Rakerpim Perguruan Tinggi di hotel JW Marriot Surabaya.

UMM dinilai sebagai kampus kategori universitas yang berhasil mempertahankan keunggulan-keunggulan dalam empat bidang, yakni pendidikan dan kerja sama, pendidik dan tenaga kependidikan, penelitian dan pengabdian, serta pengajaran dan pembinaan kemahasiswaan.(*)