Banyuwangi (Antara Jatim) - Unit Pelayanan Bahasa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali atas dukungan Kementerian Pariwisata RI memberikan pelatihan kemampuan tiga bahasa asing kepada para pelaku wisata di kawasan Gunung Ijen.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali, Dr I Ketut Surata di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis menjelaskan pelatihan itru diikuti oleh 100 peserta yang dilaksanakan di sebuah resto di Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
"Mereka terdiri dari beragam profesi, mulai pemandu lokal, penambang, pengelola homestay atau vila, pelayan rumah makan, pedagang dan sopir travel. Mereka berasal dari Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Kalipuro," tuturnya.
Ketut Surata mengatakan pariwisata tidak lepas dari pelayanan yang memuaskan. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa asing dan etika berkomunikasi dari para pemandu dan pelaku wisata lainnya.
"Kemampuan berbahasa asing ini penting, apalagi di kawasan Ijen yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Lewat pelatihan ini akan kami perkuat percakapan dan cara menyapa, langsung dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Jerman, dan Prancis. Ini mengingat wisman yang datang ke Ijen didominasi dari benua Eropa," ujarnya.
Surata mengatakan pelatihan ini akan berlangsung selama dua hari, yakni Rabu hingga Kamis (26/5). Sebanayak 19 ahli bahasa dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali akan langsung mengajarkan percakapan dan etika berkomunikasi kepada wisatawan.
"Mereka akan langsung diajarkan tiga bahasa asing itu sekaligus. Karena rata-rata mereka sudah terbiasa berkomunikasi dengan tiga bahasa itu, meski terbatas," tuturnya.
Selain sosl bahasa, katanya, mereka juga diedukasi mengenai etika berkomunikasi dengan turis asing.
"Saat berkomunikasi pertama kali dengan wisman, kita tidak boleh melakukan beberapa hal. Seperti menyentuh bagian tubuh mereka dan menanyakan jumlah anak. Justru, kita diperbolehkan menggunakan tangan kiri saat melayani mereka, meskipun dalam budaya kita itu kurang baik," ujar Ni Kadek Juli Rastitiati, dosen Bahasa Inggris dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan STP Nusa Dua Bali sebagai upaya meningkatkan SDM pelaku pariwisata.
"Pelatihan ini juga diikuti pemandu wisata yang sifatnya temporer. Harapan kami, dengan pelatihan semacam ini akan makin banyak masyarakat di sekitar kawasan wisata yang bisa menjadi guide profesional. Dan yang paling penting, semua masyarakat di sini bisa berpromosi potensi wisata di sini kepada setiap tamu yang ditemui," imbuh Bramuda.
Sebelumnya, kata dia, STP Nusa Dua Bali telah melatih pelaku wisata Banyuwangi dalam pembuatan sarapan, mengolah makanan, hingga penyajian makanan ala Barat pada April lalu. Kerja sama antara Pemkab BAnyuwangi dan STP Nusa Dua Bali merupakan tindak lanjut dari komitmen Kementerian Pariwisata RI untuk mengembangkan dunia pariwisata Banyuwangi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali, Dr I Ketut Surata di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis menjelaskan pelatihan itru diikuti oleh 100 peserta yang dilaksanakan di sebuah resto di Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
"Mereka terdiri dari beragam profesi, mulai pemandu lokal, penambang, pengelola homestay atau vila, pelayan rumah makan, pedagang dan sopir travel. Mereka berasal dari Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Kalipuro," tuturnya.
Ketut Surata mengatakan pariwisata tidak lepas dari pelayanan yang memuaskan. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa asing dan etika berkomunikasi dari para pemandu dan pelaku wisata lainnya.
"Kemampuan berbahasa asing ini penting, apalagi di kawasan Ijen yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Lewat pelatihan ini akan kami perkuat percakapan dan cara menyapa, langsung dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Jerman, dan Prancis. Ini mengingat wisman yang datang ke Ijen didominasi dari benua Eropa," ujarnya.
Surata mengatakan pelatihan ini akan berlangsung selama dua hari, yakni Rabu hingga Kamis (26/5). Sebanayak 19 ahli bahasa dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali akan langsung mengajarkan percakapan dan etika berkomunikasi kepada wisatawan.
"Mereka akan langsung diajarkan tiga bahasa asing itu sekaligus. Karena rata-rata mereka sudah terbiasa berkomunikasi dengan tiga bahasa itu, meski terbatas," tuturnya.
Selain sosl bahasa, katanya, mereka juga diedukasi mengenai etika berkomunikasi dengan turis asing.
"Saat berkomunikasi pertama kali dengan wisman, kita tidak boleh melakukan beberapa hal. Seperti menyentuh bagian tubuh mereka dan menanyakan jumlah anak. Justru, kita diperbolehkan menggunakan tangan kiri saat melayani mereka, meskipun dalam budaya kita itu kurang baik," ujar Ni Kadek Juli Rastitiati, dosen Bahasa Inggris dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan STP Nusa Dua Bali sebagai upaya meningkatkan SDM pelaku pariwisata.
"Pelatihan ini juga diikuti pemandu wisata yang sifatnya temporer. Harapan kami, dengan pelatihan semacam ini akan makin banyak masyarakat di sekitar kawasan wisata yang bisa menjadi guide profesional. Dan yang paling penting, semua masyarakat di sini bisa berpromosi potensi wisata di sini kepada setiap tamu yang ditemui," imbuh Bramuda.
Sebelumnya, kata dia, STP Nusa Dua Bali telah melatih pelaku wisata Banyuwangi dalam pembuatan sarapan, mengolah makanan, hingga penyajian makanan ala Barat pada April lalu. Kerja sama antara Pemkab BAnyuwangi dan STP Nusa Dua Bali merupakan tindak lanjut dari komitmen Kementerian Pariwisata RI untuk mengembangkan dunia pariwisata Banyuwangi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016