Surabaya (Antara Jatim) - Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pemerintah Republik Indonesia menargetkan sebanyak 750 ribu tenaga konstruksi yang bersertifikat di Indonesia  pada tahun 2015-2019.

"Keberadaan balai yang telah direhabilitasi ini harus dapat menunjukan kinerja maksimal dalam berkontribusi dalam pencapaian target-target Direktorat Jenderal Bina Konstruksi," kata Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi, Panani Kesai, dalam peresmian penggunaan Workshop Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II di Surabaya, Rabu.

Ia mengemukakan, Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terus melakukan perbaikan dengan didukung SDM dan sarana prasarana yang semakin memadai.
 
"Keberadaan balai yang telah direhabilitasi ini harus dapat menunjukan kinerja maksimal dalam berkontribusi dalam pencapaian target-target Direktorat Jenderal Bina Konstruksi," katanya.

Ia mengatakan, sejak awal Pemerintahan Presiden Jokowi – JK pihaknya telah berkontribusi menghasilkan 7.957 tenaga terampil bersertifikat dan telah menghasilkan lulusan peserta pelatihan sebanyak 8,736 orang, sejak 2015 hingga April 2016.

"Salah satu hambatan untuk dalam mewujudkan tenaga terampil ini di antaranya adalah kendala bahasa teknis yang digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. Jadi kami meminta kepada sekolah-sekolah untuk mendorong kepada lulusannya untuk memahami bahasa teknis tersebut," katanya.

Ia mengatakan, persaingan bebas juga menjadi salah satu upaya untuk memunculkan sumber daya manusia yang handal di bidangnya masing-masing.

"Terlebih pada tahun 2020 mendatang tidak hanya persaingan di ASEAN saja melainkan persaingan yang lebih luas lagi. Oleh karena itu, waktu empat tahun ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya Hambali mengatakan penggunaan workshop Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah II Surabaya yang berlokasi di Jalan Bukit Darmo Raya, Surabaya, Jawa Timur yang telah direhabilitasi ini telah mulai dilakukan. 

"Pelaksanaan rehabilitasi tersebut, berlangsung dari bulan Agustus hingga Desember 2015, dengan menggunakan APBN 2015 dengan anggaran terkontrak Rp.6,7 Milyar. Fasilitas yang direhab, di antaranya Ruang Kelas (Workshop Gambar) (D), Workshop Kayu (C1) serta perluasaannya, Workshop Las (C2), Workshop Plumbing (C3) serta perluasannya," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016