Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo memotivasi anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKKPI) untuk turut aktif memperkuat sektor perdagangan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Anggota FKPPI adalah anak-anak muda adalah agen perubahan yang berani dan tidak menyerah dalam kompetisi perdagangan di era global sekarang," ujarnya di sela Penataran Kader Organisasi Tingkat Purna Nasional Angkatan XIV/2016 di Kobangdikal Surabaya, Rabu.

Menurut dia, pada dasarnya anak-anak muda Indonesia adalah petarung luar biasa, termasuk anggota FKKPI yang menjaga Merah Putih dengan semangat nasionalisme tinggi.

"Semangat itu harus terus didorong untuk memenangkan pertarungan di era industri dan perdagangan. Jangan hanya jadi bagian di dalam pasar sebagai konsumen, tapi harus tarung dan menang," ucapnya.

Sebagai bangsa besar, kata dia, masyarakat tidak boleh takut dan menyerah sehingga mampu menunjukkan dengan berbagai prestasi agar bangsa lain menghormati.

"Memasukai era industri seperti sekarang, setiap orang harus punya keterampilan dan keahlian agar menang di pertarungan dagang, salah satunya mengembangkan sekolah vokasional," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Pemrov Jatim, lanjut dia, terus meningkatkan jumlah sekolah vokasional melalui pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mini, meningkatkan industrialisasi, serta mendorong pertumbuhan infrastruktur.

Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga menyampaikan prestasi yang diraih Jatim dalam hal peningkatan kinerja perdagangan Jatim pada Triwulan I tahun 2016.

Pada sektor perdagangan di ASEAN, Jatim lebih tinggi dibanding Negara-Negara ASEAN, kecuali dengan Thailand dengan tiga besar komoditi impor Jatim dari Thailand yaitu gandum, gula dan kembang gula, serta hasil penggilingan.

Selain itu, kontribusi sub sektor industri makanan dan minuman di Jatim meningkat dari 27,29 persen pada 2015, meningkat menjadi 29,26 persen pada triwulan I/2016.

Kemudian pada industri mikro dan kecil yang paling tinggi adalah pengolahan tembakau sebesar 25,78 persen, sedangkan industri besar dan sedang, angka tertinggi berasal dari industri mesin sebesar 21,3 persen. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016