Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 52 mahasiswa Arsitektur asal Malaysia bersama 39 mahasiswa Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya menelusuri jejak bangunan bersejarah dengan arsitektur kolonial di Surabaya.
"Di Kota Tua Surabaya ada banyak warisan arsitektur yang masih berdiri tegak dan dipelihara dengan baik," kata Kepala Program Studi Arsitektur UKP Surabaya, Eunike Kristi Julistiono ST M.Des.Sc, di Surabaya, Jumat.
Di sela mendampingi para mahasiswa arsitektur itu, ia menjelaskan warisan budaya arsitektur bangunan khas Eropa yang cantik dan klasik di Surabaya itu menarik minat 52 mahasiswa Arsitektur Univeristi Tunku Abdul Rahman, Kuala Lumpur-Malaysia.
"Mereka ditemani 39 mahasiswa Arsitektur S1 Universitas Kristen Petra untuk melakukan kunjungan lapangan, lalu mendiskusikan hasilnya dalam Joint Internasional Architecture and Urbanism 2016 pada 20-21 Mei 2016," katanya.
Ia menjelaskan bangunan-bangunan kolonial bersejarah di Surabaya yang dikunjungi itu berada di pusat kota lama Surabaya yaitu Taman Jayengrono dan arsitektur kolonial seperti Balai Kota, House of Sampoerna dan De Javasche Bank.
"Mereka melakukan pendekatan tiga langkah, yaitu mengindentifikasi material, bentuk hingga ruang yang berkontribusi pada karakter visual dari bangunan," katanya.
Awalnya, mereka mengamati bangunan dari kejauhan untuk memahami konteks dan latar secara keseluruhan, lalu mendekat pada bangunan untuk menghargai material dan teknologi serta finishing permukaan bangunan.
"Setelah itu, para mahasiswa masuk ke dalam bangunan untuk mendalami ruang yang membentuk karakter visual interior bangunan," katanya, didampingi Dekan FTSP UKP Surabaya, Timoticin Kwanda BSc MRP PhD. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Di Kota Tua Surabaya ada banyak warisan arsitektur yang masih berdiri tegak dan dipelihara dengan baik," kata Kepala Program Studi Arsitektur UKP Surabaya, Eunike Kristi Julistiono ST M.Des.Sc, di Surabaya, Jumat.
Di sela mendampingi para mahasiswa arsitektur itu, ia menjelaskan warisan budaya arsitektur bangunan khas Eropa yang cantik dan klasik di Surabaya itu menarik minat 52 mahasiswa Arsitektur Univeristi Tunku Abdul Rahman, Kuala Lumpur-Malaysia.
"Mereka ditemani 39 mahasiswa Arsitektur S1 Universitas Kristen Petra untuk melakukan kunjungan lapangan, lalu mendiskusikan hasilnya dalam Joint Internasional Architecture and Urbanism 2016 pada 20-21 Mei 2016," katanya.
Ia menjelaskan bangunan-bangunan kolonial bersejarah di Surabaya yang dikunjungi itu berada di pusat kota lama Surabaya yaitu Taman Jayengrono dan arsitektur kolonial seperti Balai Kota, House of Sampoerna dan De Javasche Bank.
"Mereka melakukan pendekatan tiga langkah, yaitu mengindentifikasi material, bentuk hingga ruang yang berkontribusi pada karakter visual dari bangunan," katanya.
Awalnya, mereka mengamati bangunan dari kejauhan untuk memahami konteks dan latar secara keseluruhan, lalu mendekat pada bangunan untuk menghargai material dan teknologi serta finishing permukaan bangunan.
"Setelah itu, para mahasiswa masuk ke dalam bangunan untuk mendalami ruang yang membentuk karakter visual interior bangunan," katanya, didampingi Dekan FTSP UKP Surabaya, Timoticin Kwanda BSc MRP PhD. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016