Nganjuk (Antara Jatim) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha melakukan inspeksi mendadak memantau harga bawang merah serta proses pendistribusiannya di Pasar Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
     
"Di pasar, harga naik, padahal lima tahun terakhir Indonesia surplus. Ini yang kami lihat langsung ke lapangan dan saat ini memantau di Nganjuk," kata Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Syarkawi Rauf ditemui saat sidak di pasar tersebut, Senin.
      
Ia mengatakan, pada 2015 produksi bawang merah di Indoensia mencapai 1,2 juta ton, padahal konsumsi hanya sekitar 975 ribu ton per tahun, sehingga dipastikan masih ada surplus. Pada 2016, diperkirakan produksi mencapai 1,2 juta ton, dan dengan konsumsi yang sama, juga pasti ada surplus.
     
Ia mengaku heran dengan adanya kenaikan harga bawang merah. Bahkan, di pasar besar harganya sekitar Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram. Harga itu sangat jauh ketimbang harga standar yang mencapai sekitar Rp27 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram, tergantung kualitas barang. 
     
Dari hasil pemantauan, di pasar ternyata harga bawang merah juga beragam. Di Pasar Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, ternyata stok bawang merah banyak mendatangkan dari daerah lain, seperti dari Bima, Sulawesi, Demak, hingga Brebes. 
     
Para pedagang di pasar sentra bawang merah terbesar di Kabupaten Nganjuk itu membeli bawang merah seharga Rp27 ribu per kilogram. Ditambah dengan ongkos angkut serta keuntungan mereka menjual seharga Rp31 ribu per kilogram.
     
"Di Nganjuk memang produksi turun, sebab musim panen baru akan terjadi dua bulan mendatang," ujarnya.
     
Namun, kata dia, saat panen pun, harga bawang merah juga jatuh. Harga bisa mencapai angka Rp10 ribu per kilogram, bahkan lebih rendah dari harga itu. Hal itu disebabkan barang yang luar biasa banyak.
      
Ia mengatakan, pemerintah harus membuat kebijakan khusus terkait dengan bawang merah. Saat produksi melimpah, dianjurkan agar pemerintah menyiapkan gudang penampungan.
    
"Ini harus ditegaskan, misalnya Bulog serap bawang merah dari petani, sehingga harga di petani tidak terlalu rendah di panen dan saat jauh dari panen harga tinggi," jelasnya. 
     
Sementara itu, Ndari, salah seorang pedagang bawang merah di Pasar Sukomoro, Nganjuk mengatakan kenaikan harga bawang merah sudah terjadi sejak satu bulan. Kenaikan hampir terjadi setiap hari.
     
"Sekarang yang bagus harganya Rp35 ribu per kilogram, kalau yang lokal murah Rp12 ribu per kilogram, tapi kecil-kecil biasanya dikirim untuk pabrik. Ini kenaikannya terjadi hampir setiap hari," kata Ndari. 
     
Dalam kunjungannya, rombongan berkunjung langsung ke pasar. Mereka dialog langsung dengan para pedagang terkait dengan stok bawang merah. Selain ke pasar, rombongan juga sidak ke gudang penyimpan bawang merah serta ke sawah bertemu langsung dengan petani. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016