Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 1.025 siswa dari enam SMP negeri dan swasta serta satu MTsN di Kota Malang, Jawa Timur, mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin.
Jumlah peserta Ujian Nasional (UN) SMP dan sederajat di Kota Malang, secara keseluruhan mencapai 13.076 siswa dari 143 SMP negeri dan swasta serta MTs yang terbagi dalam 27 rayon.
Wali Kota Malang Moch Anton di sela inspeksi mendadak di SMP Negeri 1, mengingatkan siswa agar tetap mengutamakan nilai-nilai kejujuran dalam mengikuti UN. "Pelaksanaan UN tahun ini ada hal yang berbeda karena sistem pelaksanaanya terbagi dalam dua sistem, yakni sistem ujian berbasis komputer (CBT) dan sistem ujian berbasis kertas (PBT)," katanya.
Keenam SMP Negeri dan swasta yang mengikuti UN dengan sistem CBT itu adalah SMPN 1, SMPN 4, SMPN 5, SMP Charis, SMP Bina Bangsa, SMP Westley, dan MTs Negeri 1 Malang. Sedangkan SMP dan MTs lainnya masih menggunakan sistem PBT. "Pelaksanaan UN baik yang berbasis komputer maupun kertas berjalan lancar," ujarnya.
Anton yang juga politisi PKB itu berharap dan terus mendorong agar semua sekolah bisa melaksanakan UN berbasis komputer. "Kami akan terus melakukan pengadaan kelengkapannya, namun juga bisa disiasati dengan peminjaman perangkat komputer yang dimiliki SMA/SMK, karena pelaksanaan UN SMA dan SMP tidak berbarengan," katanya.
Selain melakukan inspeksi mendadak terkait pelaksanaan UN di SMPN 1, wali kota yang didampingi Sekkota Malang Cipto Wiyono dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) setempat Zubaidah, juga melakukan peninjauan pelaksanaan UN di SMPK Cor Jesu dan SMPK Santa Maria 2.
Sementara itu Kepala Disdik Kota Malang Zubaidah mengatakan untuk mensukseskan pelaksanaan UN, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, baik dari segi teknis non teknis. "Sudah kami lakukan, seperti sosialisasi prosedur pelaksanaan UN pada pekan lalu hingga kerja sama dengan PLN, Telkom, Kepolisian, dan jajaran lainnya yang terkait," kata Zubaidah.
Mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama (Senin, 9/5) adalah Bahasa Indonesia. Selanjutnya (Selasa, 10/5) Matematika, Bahasa Inggris (Rabu, 11/5), dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hari terakhir, Kamis (12/5).
Ia mengemukakan pada hari pertama UN di tiga SMP yang dikunjungi, yakni SMPK Cor Jesu, SMPK Santa Maria 2 dan SMP Negeri 1, ditemukan ada satu siswa yang berhalangan hadir, yakni siswa di SMP Santa Maria 2 karena sakit.
Bagi siswa yang tidak bisa mengikuti UN seperti yang dijadwalkan secara nasional, kata Zubaidah, masih ada jadwal UN susulan yang akan digelar pada 16-17 Mei 2016. "Kami berharap nilai UN SMP ini lebih baik dari SMA, karena pada tahun ini UN SMA di Kota Malang menurun drastis. Target kami tidak hanya lulus 100 persen, tapi nilai UN juga harus lebih baik dan meningkat dari tahun lalu," ucapnya.
Namun demikian, lanjutnya, nilai UN yang bagus juga harus tetap diikuti dengan indeks integritas sekolah yang baik. "Yang jelas kami harap indeks integritas ini meningkat," ujarnya.
Sementara itu, di Kota Batu, ada dua siswa SMP yang tidak hadir saat pelaksanaan UN. Satu siswa dari SMPN 1 karena sakit, yakni atas nama Bayu Dimas Saputra dan satu lagi siswa SMP Kristen Widyatama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Jumlah peserta Ujian Nasional (UN) SMP dan sederajat di Kota Malang, secara keseluruhan mencapai 13.076 siswa dari 143 SMP negeri dan swasta serta MTs yang terbagi dalam 27 rayon.
Wali Kota Malang Moch Anton di sela inspeksi mendadak di SMP Negeri 1, mengingatkan siswa agar tetap mengutamakan nilai-nilai kejujuran dalam mengikuti UN. "Pelaksanaan UN tahun ini ada hal yang berbeda karena sistem pelaksanaanya terbagi dalam dua sistem, yakni sistem ujian berbasis komputer (CBT) dan sistem ujian berbasis kertas (PBT)," katanya.
Keenam SMP Negeri dan swasta yang mengikuti UN dengan sistem CBT itu adalah SMPN 1, SMPN 4, SMPN 5, SMP Charis, SMP Bina Bangsa, SMP Westley, dan MTs Negeri 1 Malang. Sedangkan SMP dan MTs lainnya masih menggunakan sistem PBT. "Pelaksanaan UN baik yang berbasis komputer maupun kertas berjalan lancar," ujarnya.
Anton yang juga politisi PKB itu berharap dan terus mendorong agar semua sekolah bisa melaksanakan UN berbasis komputer. "Kami akan terus melakukan pengadaan kelengkapannya, namun juga bisa disiasati dengan peminjaman perangkat komputer yang dimiliki SMA/SMK, karena pelaksanaan UN SMA dan SMP tidak berbarengan," katanya.
Selain melakukan inspeksi mendadak terkait pelaksanaan UN di SMPN 1, wali kota yang didampingi Sekkota Malang Cipto Wiyono dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) setempat Zubaidah, juga melakukan peninjauan pelaksanaan UN di SMPK Cor Jesu dan SMPK Santa Maria 2.
Sementara itu Kepala Disdik Kota Malang Zubaidah mengatakan untuk mensukseskan pelaksanaan UN, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, baik dari segi teknis non teknis. "Sudah kami lakukan, seperti sosialisasi prosedur pelaksanaan UN pada pekan lalu hingga kerja sama dengan PLN, Telkom, Kepolisian, dan jajaran lainnya yang terkait," kata Zubaidah.
Mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama (Senin, 9/5) adalah Bahasa Indonesia. Selanjutnya (Selasa, 10/5) Matematika, Bahasa Inggris (Rabu, 11/5), dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hari terakhir, Kamis (12/5).
Ia mengemukakan pada hari pertama UN di tiga SMP yang dikunjungi, yakni SMPK Cor Jesu, SMPK Santa Maria 2 dan SMP Negeri 1, ditemukan ada satu siswa yang berhalangan hadir, yakni siswa di SMP Santa Maria 2 karena sakit.
Bagi siswa yang tidak bisa mengikuti UN seperti yang dijadwalkan secara nasional, kata Zubaidah, masih ada jadwal UN susulan yang akan digelar pada 16-17 Mei 2016. "Kami berharap nilai UN SMP ini lebih baik dari SMA, karena pada tahun ini UN SMA di Kota Malang menurun drastis. Target kami tidak hanya lulus 100 persen, tapi nilai UN juga harus lebih baik dan meningkat dari tahun lalu," ucapnya.
Namun demikian, lanjutnya, nilai UN yang bagus juga harus tetap diikuti dengan indeks integritas sekolah yang baik. "Yang jelas kami harap indeks integritas ini meningkat," ujarnya.
Sementara itu, di Kota Batu, ada dua siswa SMP yang tidak hadir saat pelaksanaan UN. Satu siswa dari SMPN 1 karena sakit, yakni atas nama Bayu Dimas Saputra dan satu lagi siswa SMP Kristen Widyatama.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016