Situbondo (Antara Jatim) - Gerakan Nusantara Mengaji di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada Sabtu (7/5) malam dibagi menjadi empat lokasi dan akan menghatamkan Al Qur’an sebanyak 4.100 kali selama dua hari.

“Di Kota Santri Situbondo, Gerakan Nusantara Mengaji digelar di Pondok Pesantren Wali Songo Kecamatan Panji, Ponpes Sumber Bunga Kecamatan Kapongan, Ponpes Nurul Islam dan Gedung Olah Raga Serbaguna Situbondo," ujar Koodinator Daerah Gerakan Nusantara Mengaji, Ali Yafi, di Situbondo, Minggu.

Ia menyebutkan Khataman Al Qur’an di Ponpes Wali Songo, dilakukan 9.000 Santri dengan 3.000 kali hataman. Di Ponpes Sumber Bunga, ada 2.000 santri putra-putri menghatamkan Al- Qur’an sebanyak 1.000 kali, dan di Pompes Nurul Islam masing-masing santri ditargetkan menghatamkan Al Qur’an satu hingga lima kali.

Sedangkan di Gedung Olah Raga Serbaguna atau GOR, kata dia, sebanyak 1.000 kali hataman Al Qur’an yang dilakukan selama dua hari oleh masyarakat umum maupun Santri dari berbagai pondok pesantren yang ada di Kabupaten Situbondo.

"Selama kemerdekaan Indonesia, baru kali ini ada kegiatan kumandang ayat-ayat suci Al Qur’an yang menggema dari sabang sampai mMeraoke,” kata Ketua DPC PKB Situbondo itu.

Pria yang akrab panggilan Ra Yafi itu menuturkan, harapan kedepan dengan dilaksanakannya Gerakan Nusantara Mengaji ini bisa menjadi solusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dan melihat kembali anak-anak kecil dan usia remaja berlari-lari menuju Masjid, Mushalla dan tempat-tempat pengajian lainnya.

“Sehingga kumandang ayat-ayat suci Al Qur’an juga bisa terdengar dari balik tembok rumah warga maupun masjid dan mushalla. Dan semoga Nusantara Mengaji ini akan berlanjut pada tahun-tahun yang akan datang," tuturnya.

Gerakan Nusantara Mengaji yang berlangsung di Gedung Olahraga Jl. PB. Sudirman Situbondo, lanjut dia, dibuka oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.

“Secara umum inisiator Nusantara Mengaji, Abdul Muhamin Iskandar, membuka Nusantara Mengaji di Alun-Alun Kabupaten Jember," Paparnya.

Sementara Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dalam sambutannya mengatakan sangat bersyukur Gerakan Nusantara Mengaji ini mendapat respons baik dari masyarakat Muslim, baik yang ada di perkotaan maupun plosok-plosok desa.

“Gema Nusantara Mengaji bukan hanya terlaksana di beberapa pondok pesantren. Akan tetapi, alunan ayat Suci Al Qur’an juga berkumandang di sejumlah Mushalla, baik yang ada di perkotaan maupun plosok desa,” katanya.

Manfaat Nusantara Mengaji, lanjut Dadang, tidak ada tendesius politik, melainkan untuk mengajak masyarakat agar putra-putri mereka rajin mengaji seperti dulu kala.

“Tujuannya hanya ingin kembali membudayakan kegiatan mengaji yang saat ini hampir menghilang dan mendoakan bangsa Indonesia agar terhindar dari berbagai macam ancaman yang bisa memorakporandakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Dalam sambutannya, Dadang menegaskan bahwa Gerakan Nusantara Mengaji merupakan salah satu ‘obat’ yang mujarab untuk mengatasi problematikan Bangsa Indonesia yang semakin terpengaruh oleh budaya negara-negara maju.

“Permasalahan bangsa kita setiap hari semakin menjadi. Misalnya, budaya menggunakan obat-obatan terlarang narkoba bukan saja digunakan oleh masyarakat umum, namun narkoba juga sudah merasuki jiwa orang-orang yang mengerti agama,” ucapnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016