Bangkalan (Antara) - Klub sepak bola Madura United menaham imbang Arema Cronus dalam laga tandang di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) pada laga lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, Jumat (6/5) malam.
"Pemain kami sebenarnya lebih banyak memiliki kesempatan, bahkan pada babak kedua lebih banyak menguasai bola, tapi nasib memang kurang beruntung," kata pelatih Madura United (MU) Gomes De Olivera seusai pertendingan Jumat malam.
Sejak babak pertama, laskar berjuluk Sape Kerap ini, banyak memiliki peluang.
Pertama kali terjadi pada menit ke-13 saat Bayu Gatra lolos dari penjagaan pemain belakang Arema Cronus. Namun nasib mujur belum berpihak, sehingga sepakan pemain berdarah Madura ini menyamping di kanan gawang.
Peluang berikutnya oleh pemain Slamet Nurcahyo. Ia nyaris mencetak gol namun bola lebih dulu direbut oleh penjaga gawang Arema Cronus. Demikian juga Pablo, tapi ia terjebak offside atau luar posisi.
Di babak kedua, Madura United justru tampil lebih agresif, apalagi saat Arema Cronus hanya bermain dengan 10 orang, setelah Hendro Siswanto mendapatkan kartu kuning kedua akibat melakukan pelanggaran keras terhadap Engelberd Sani.
Sepanjang pertandingan, Madura United tercatat mampu melakukan 10 kali tembakan ke mistar gawang. Delapan di antaranya, tepat sasaran, namun berhasil diselamatkan oleh kiper Arema Kurnia Meiga Hermansyah.
Pelatih Arema Cronus Milomir Seslija, dalam jumpa pers seusai pertandingan mengakui, tim Madura United memang termasuk tim yang bagus.
"Saya akui Madura United bagus," katanya.
Hanya saja, pada pertandingan kali ini, dirinya merasakan tim Madura United terkesan sangat keras dalam menghadapi Arema.
Pria asal Bosnia ini juga menuding wasit seolah terlalu berpihak pada Madura United. "Padahal tanpa semua itu, Madura United sudah bagus," katanya.
Milomir mengemukakan, laga tandang antara Madura United dengan Arema Cronos di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) merupakan pertandingan yang tidak biasa bagi kesebelasan sepak bola asal Malang itu, karena tanpa suporter Aremania.
"Saya menghormati keputusan Aremania tidak datang ke Bangkalan, karena itu memang rawan. Tapi rasanya ini hal yang tidak biasa bagi Arema Cronus," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Pemain kami sebenarnya lebih banyak memiliki kesempatan, bahkan pada babak kedua lebih banyak menguasai bola, tapi nasib memang kurang beruntung," kata pelatih Madura United (MU) Gomes De Olivera seusai pertendingan Jumat malam.
Sejak babak pertama, laskar berjuluk Sape Kerap ini, banyak memiliki peluang.
Pertama kali terjadi pada menit ke-13 saat Bayu Gatra lolos dari penjagaan pemain belakang Arema Cronus. Namun nasib mujur belum berpihak, sehingga sepakan pemain berdarah Madura ini menyamping di kanan gawang.
Peluang berikutnya oleh pemain Slamet Nurcahyo. Ia nyaris mencetak gol namun bola lebih dulu direbut oleh penjaga gawang Arema Cronus. Demikian juga Pablo, tapi ia terjebak offside atau luar posisi.
Di babak kedua, Madura United justru tampil lebih agresif, apalagi saat Arema Cronus hanya bermain dengan 10 orang, setelah Hendro Siswanto mendapatkan kartu kuning kedua akibat melakukan pelanggaran keras terhadap Engelberd Sani.
Sepanjang pertandingan, Madura United tercatat mampu melakukan 10 kali tembakan ke mistar gawang. Delapan di antaranya, tepat sasaran, namun berhasil diselamatkan oleh kiper Arema Kurnia Meiga Hermansyah.
Pelatih Arema Cronus Milomir Seslija, dalam jumpa pers seusai pertandingan mengakui, tim Madura United memang termasuk tim yang bagus.
"Saya akui Madura United bagus," katanya.
Hanya saja, pada pertandingan kali ini, dirinya merasakan tim Madura United terkesan sangat keras dalam menghadapi Arema.
Pria asal Bosnia ini juga menuding wasit seolah terlalu berpihak pada Madura United. "Padahal tanpa semua itu, Madura United sudah bagus," katanya.
Milomir mengemukakan, laga tandang antara Madura United dengan Arema Cronos di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) merupakan pertandingan yang tidak biasa bagi kesebelasan sepak bola asal Malang itu, karena tanpa suporter Aremania.
"Saya menghormati keputusan Aremania tidak datang ke Bangkalan, karena itu memang rawan. Tapi rasanya ini hal yang tidak biasa bagi Arema Cronus," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016