Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengembangkan budi daya tanaman kelor organik di Kecamatan Talango, Pulau Talango.

"Ini merupakan program percontohan dan untuk sementara hanya di satu desa di satu kecamatan, yakni di Desa Poteran, Kecamatan Talango. Hasilnya bukan untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayur sebagaimana di Sumenep, melainkan sebagai bahan obat herbal," kata Kepala Disperta Sumenep, Bambang Heriyanto di Sumenep, Rabu.

Budi daya tanaman kelor organik di Kecamatan Talango yang merupakan program percontohan pada tahun ini merupakan hasil kerja sama Disperta Sumenep dengan salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya.

"Pelaksananya adalah satu kelompok tani yang beranggotakan sekitar 30 orang. Kami melalui staff dan tim dari perguruan tinggi itu akan melakukan pendampingan kepada mereka supaya hasilnya maksimal," ujarnya.

Anggota kelompok tani yang menjadi mitra kerja atau pelaksana program tersebut ditargetkan menanam 3.000 pohon kelor.

"Kami menyediakan benih berupa biji kepada mereka. Penanaman pohon kelor yang merupakan program percontohan itu memang dengan menyemai biji atau bukan dengan cara stek dan harus menggunakan pupuk organik," ucapnya.

Di Sumenep, kelor bukan tanaman asing di kalangan warga setempat, karena biasanya di setiap rumah warga terdapat pohon kelor untuk diambil daunnya sebagai sayur dan pakan ternak untuk daun tua.

Bahkan, di sejumlah kecamatan, warga menanam kelor sebagai pohon lanjaran atau turus penyangga untuk budi daya cabai jamu.

"Untuk budi daya kelor yang kami kembangkan itu adalah kelor organik. Kalau nantinya berhasil, tentunya akan kami kembangkan di kecamatan lainnya," kata Bambang, menerangkan. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016